Find Us On Social Media :

Abddurrahman Ayyub Bukan Sembarang Pak Ustaz, Ia Pak Ustaz yang Pandai Mengoperasikan Rudal Stringer dan Rudal Milan

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 17 Juni 2016 | 16:20 WIB

Abddurrahman Ayyud, Pak Ustaz yang Pandai Mengoperasikan Rudal Stringer dan Rudal Milan

Intisari-Online.com - Jika melihatnya sekilas, kita pasti terkecoh akan dengan tampilan Abdurrahman Ayyub.

Di balik sosoknya yang sederhana, jauh dari kesan badan kekar, laki-laki yang biasa disapa Pak Ustaz Ayyub itu sangat pandai mengoperasikan rudal antipesawat Stinger dan rudal antitank Milan.

(Baca juga: Ketika Para Pengasuh Anak Keluarga Kaya Raya Mengungkap Rahasia Majikan Mereka)

Perlu diketahui, rudal-rudal portabel ini terbilang senjata yang amat mematikan dan populer di berbagai medan pertempuran.

Tak hanya mengoperasikan dua alat itu, Ustaz Ayyub juga piawai membaca peta, membuat bom, merakit senapan Khalasnikov, serta menyusun taktik tempur demi mengalahkan musuh.

Dilansir dari Angka.co.id, kemampuannya itu terasah ketika berjihad sebagai foreign fighter di Afghanistan melawan tentara Uni Soviet antara 1987-1991.

Tak ayal, ketika penggalan kisah hidup itu diceritakan di hadapan seribu peserta "Dialog Pencegahan Paham Radikal Terorisme dan ISIS di Kalangan Guru, Rohis SMA dan Sederajad" se-Jabodetabek di Jakarta pertengahan Juni tahun lalu, aplaus dan sorak-sorai bergemuruh di ruang pertemuan.

Peserta yang umumnya anak muda ini seolah haus dengan epik kepahlawanan seperti yang dimiliki Ustadz Ayyub.

Terlepas dari sorak-sorai yang ditujukan kepadanya itu, ia menegaskan kepada para peserta yang hadir di acara itu bahwa perjuangan di tanah Afghanistan bukanlah kisah yang layak ditiru.

Semua itu, katanya, semata-mata dilakukan akibat indoktrinasi dari tokoh gerakan Islam radikal, tak berapa lama setelah menamatkan bangku STM.

“Maksud hati mendalami agama yang tak pernah saya dapat di bangku sekolah. Apa daya justru ajaran ekstrem yang saya terima. Di mata ustaz yang membaiat saya, jika tidak hijrah batin dari NKRI yang dianggap kafir, saya akan mati dalam keadaan jahiliyah. Siapa tidak ngeri coba? Maka saya pun pergi ke Afghanistan, ikut memerangi tentara Soviet yang kafir itu. Di sana semangat  jihad saya pun kian berkobar,” ungkapnya kepada Angkasa.

Ia juga mengaku sama sekali tidak takut berhadapan langsung dengan tentara Uni Soviet yang jauh lebih kuat dan bersenjata canggih.