Penulis
Intisari-Online.com -Sudah jatuh tertimpa tangga. Itulah yang dialami oleh Kakek Karep. Alih-alih mendapatkan perhatian dan perawatan berlebih, laki-laki berusia 65 tahun itu justru diusir oleh keluarganya karena mengidap kanker kulit yang muncul di mukanya.
Kakek Karep merupakan warga Dusun Jati Sari, Desa Mojowuku, Kecamatan Kedamean, Gresik, Jawa Timur. Kini, ia hidup sebatang kara di sebuah gubuk reyor berukuran 2,5 m x 2,5 m.
“Kerono kanker iki, awak dewe diusir karo bojo lan dulur-dulur liyane mulai telung tahun kepungkur. Mulai iku, awak dewe urip ijenan neng gubuk iki gawe ngelakoni urip. (Karena kanker kulit yang saya alami ini, membuat saya diasingkan istri dan sanak saudara sejak tiga tahun terakhir. Sejak saat itu, di gubuk inilah saya tinggal untuk menjalani kehidupan,” kata Karep, Jumat (24/6), seperti dilaporkan Kompas.com.
Bagaimapun juga, Karep mengaku rindu dengan keluarganya. Tapi apa daya, keluarga yang ia rindukan justru menyampakkannya dan mengusirnya dari rumah.
“Sakjane, awak dewe yo pengen urip gumbul karo anak-bojo lan dulur-dulur liyane. Tapi mergo penyakit iki, awak dewe wes telung riyayan gak iso ngerayakno ambek anak, bojo, lan dulur-dulur. (Sejatinya, saya juga ingin menjalani kehidupan bersama anak-istri serta sanak famili. Tapi karena penyakit yang saya alami ini, saya sudah tiga kali merayakan Hari Raya Idul Fitri tanpa anak, istri, dan juga sanak famili),” katanya.
Kanker kulit itu awalnya muncul dari tahi lalat di wajahnya yang terasa gatal. Ia pun menggaruknya hingga terluka. Namun luka itu tak kunjung sembuh malah kian parah. “Jan tibakane mbelenjete kulit iku seng nggarakno rupo awak dewe koyok ngene. (Dan ternyata, luka yang tak kunjung sembuh itulah yang membuat muka saya rusak seperti ini," cerita Karep.
Lantaran tak punya biaya, Kakek Karep urung mengobati penyakitnya itu.
Kisah Karep ini mula-mula diunggah oleh akun Facebook milik Andi Teposs, pada Kamis (23/6) pukul 07.17 WIB. Tak lama berselang, unggahan itu mendapatkan respons cukup banyak dari netizen. Termasuk, beberapa orang yang mengaku berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
“Kakek Karep namanya .. Hidup Sebatang kara tiada yang mengurus, .. Dusun Jati Sari, Desa Mojowuku, Kedamean, Gresik. Ayok share biar Pak Presiden kita bisa melihat … Ibu saeni Juragan Warteg saja bisa dapat sumbangan dari Presiden. Masak kakek ini gak dapat ... Ayok kawan di Bulan Ramadan ini kita bisa membantu sesama ..,” tulis Andi Teposs.
Dalam sekejap, postingan Andi menjadi viral dan sudah dibagikan lebih dari 44 ribu kali dan dan mendapat lebih dari 23 ribu like dan reaksi.(Kompas.com)