Find Us On Social Media :

Guru Ini Gunakan Ilustrasi Apel yang Memar untuk Jelaskan Dampak Buruk 'Bullying' pada Murid-muridnya

By Tika Anggreni Purba, Senin, 27 Juni 2016 | 16:30 WIB

Guru Ini Gunakan Ilustrasi Apel yang Memar untuk Jelaskan Dampak Buruk 'Bullying' pada Murid-muridnya

Intisari-Online.com—Mengajarkan anak-anak akan bahaya dan dampak terburuk dari perilaku bullying sangatlah penting untuk mengembangkan anak tersebut menjadi pribadi yang lebih peduli dan mengasihi sesamanya.

Seperti yang dilakukan, Rosie Dutton, dari Relax Kids, sebuah lembaga pendidikan yang memberikan pengarahan dan pembinaan agar anak-anak menjadi lebih bijak di Inggris. Ia sudah mengajar sekitar 10-11 tahun. Dalam kelasnya baru-baru ini, Dutton menggunakan ilustrasi yang sangat brilian untuk menggambarkan efek dari bullying yang biasanya tidak terlihat terlalu mencolok tapi berbahaya.

Pelajarannya ini menjadi viral di pengguna Facebook dengan ilustri apel yang dibelah. Kedua apel tersebut merupakan apel yang masih sangat segar. Namun tanpa diketahui oleh siswanya sebelumnya, ia telah menjatuhkan salah satu apel ke lantai sebelumnya. Kemudian dia mengambil apel tersebut dan mulai memarahi, menghina, dan memaki apel tersebut.

“Saya mulai bercerita pada anak-anak bahwa saya sangat tidak suka apel itu, betapa menjijikkannya apel itu, dan warnanya juga sangat jelek,” kata Dutton. Ia lalu berkata pada anak-anak karena ia tidak menyukai apel itu, maka anak-anak juga harusnya tidak menyukainya. Sehingga anak-anak mulai melakukan hal yang sama pada apel itu.

Tapi kemudian, untuk apel yang satunya lagi, Dutton melakukan cara yang sangat berbeda. Ia mulai memuji apel yang satu dengan berkata, “kulit merahmu sangat cantik dan apel ini pasti enak.” Ia terus menyatakan pujian-pujian lainnya yang menyanjung apel tersebut. Hal tersebut kemudian diikuti oleh anak-anak muridnya itu.

Setelah itu, Dutton mengambil pisau dan memotong kedua apel tersebut setelah memastikan anak-anak melihat bahwa kedua apel tersebut memiliki bentuk dan rupa yang sama. Sama-sama bulat dan berwarna merah segar.

Setelah dibelah, kedua apel tadi ternyata memiliki isi yang berbeda. Satu apel yang dipuji terlihat segar dan baik-baik saja sementara satu apel yang tadinya dimaki dan dihina terlihat memar dan membusuk di dalamnya.

Dari situ, Dutton mengajarkan pada anak-anak bahwa orang yang di-bully khususnya anak-anak akan merasa sangat buruk di dalam dirinya walau dari luar kelihat baik-baik saja. Ia mengajarkan pada anak-anak itu pentingnya empati. Sama seperti apel tadi, kita tidak akan pernah tahu betapa banyaknya luka dan penderitaan yang sudah terjadi karena ejekan, hinaan, dan semua perkataan buruk yang ditujukan pada orang lain.

Melalui ilustrasi ini Dutton berharap bisa mengajarkan pada murid-muridnya tentang kekuatan dari perlakuan dan perkataan yang buruk. Sebaliknya, kata-kata yang manis akan membuat orang lain merasa lebih baik. Apel-apel itu menjadi pelajaran yang sangat mudah dimengerti oleh anak-anak. Bahkan kini, terjadi perubahan pada anak-anak yang dididik oleh Dutton. Mereka mulai berbicara dengan cara yang lebih baik dan memperlakukan temannya dengan baik.

“Orang yang di-bully akan semakin terluka dan hancur di dalam jika tidak ada seorang pun yang berusaha untuk menjelaskan betapa buruknya dampak bullying,” kata Dutton. Ia berharap hal ini meningkatkan kesadaran semua orang untuk membentuk dan membangun generasi yang baik dan peduli.

(huffingtonpost.com)