Intisari-Online.com – Seorang pemerah susu telah ke padang rumput untuk memerah susu dari sapi-sapinya. Kini, ia kembali ke rumah dengan seember susu di kepalanya.
Ia berpikir, “Aku akan membuat krim dan mentega dari susu ini. Kemudian menjualnya, lalu aku akan membeli telur. Dan ketika mereka menetas, aku akan memiliki sebuah peternakan unggas yang baik.”
Ia berpikir lagi, “Aku akan menjual beberapa unggas dan membeli baju yang bagus. Melihat tubuhku dengan baju yang bagus, pasti semua pria akan mengagumiku.
Karena terlalu berkhayal, ia lupa akan ember yang ada di kepalanya. Ia menggelengkan kepalanya dengan kencang dan akhirnya ember susunya jatuh hancur. Ember susunya hancur berantakan dan semua susunya pun tumpah.
“Sayang, oh, sayang,” tangis pemerah susu itu. “Aku telah kehilangan semuanya.”
Moral dari kisah tadi adalah jangan menghitung ayam sebelum mereka menetas.