Intisari-Online.com – Harold Emerson lahir pada tahun 1918. Perang Dunia I baru saja beberapa minggu berakhir. Namun, gemuruh suara pesawat masih terdengar. Depresi Besar bahkan tidak dekat dengan cakrawala, dan Adolf Hilter bahkan belum mulai menampakkan kekuatannya.
Harold adalah anak tertua dari tiga bersaudara perempuan dan dua saudara laki-laki yang tumbuh di tanah pertanian seluas 240 hektar. Setelah tahun-tahun berlalu, saudara-saudarnya mendapatkan pekerjaan dan pindah dari pertanian itu. Sementara Harold “tinggal di pertanian” itu dengan ayahnya.
Lalu tiba-tiba, perang mulai menyebar hingga ke Eropa. Ketika negaranya memanggilnya untuk ikut serta, Harold melakukan apa yang hampir setiap bujangan seusianya pada saat generasinya, yaitu bergabung dalam perang. Pertempuran demi pertempuran yang dijalaninya, Harold pun selamat dari kekacauan perang. Dari Omaha ke Bulge, Harold selamat ketika begitu banyak dari teman-teman dekatnya yang tidak selamat.
Ketika ia diberhentikan dengan hormat dari ketentaraan, ia kembali ke rumah, menikah, dan memulai karirnya dengan mengajar di sebuah sekolah lokal. Ia bekerja selama bertahun-tahun sebelum pensiun dengan bahagia.
Sementara ia sudah bahagia dengan hidupnya, namun ada sesuatu yang dirasakannya selalu hilang. Ia sangat merindukan saudara dan saudari-saudarinya. Ia sering berpikir kembali dengan senyum di tengah keluarganya ketika mereka masih kanak-kanak. Dan sekarang, Harold mempunyai satu keinginan khusus, yaitu melihat keluarganya yang telah lama hilang, sekali lagi.