Filosofi Sepasang Sepatu dalam Rumah Tangga

K. Tatik Wardayati

Penulis

Filosofi Sepasang Sepatu dalam Rumah Tangga

Intisari-Online.com – Dikatakan, pasangan terbaik itu seperti sepasang sepatu. Mengapa? Karena bentuknya tidak sama persis namun serasi. Pria dan wanita diciptakan oleh Tuhan dengan berbeda, namun keduanya serasi dan saling melengkapi.

Saat berjalan tidak pernah kompak, tapi satu tujuan. Saat berjalan, kaki kiri dan kaki kanan tidak pernah berbarengan, selalu ada yang di depan atau di belakang. Namun tujuannya selalu sama atau searah. Inilah pentingnya tujuan bersama dalam rumah tangga, yaitu untuk membangun keluarga yang bahagia.

Sepatu itu tidak pernah berganti posisi, namun saling melengkapi. Sepatu kiri tidak pernah bisa dipakai oleh kaki kanan, demikian juga sebaliknya. Demikian juga dalam hirarki rumah tangga. Pria adalah seorang imam atau pemimpin. Kalau fungsi ini berubah, bila istri menjadi pemimpin, kehidupan rumah tangga bisa berantakan.

Sementara, wanita adalah penolong. Istri diberi gugas menjadi penolong bagi suaminya. Dalam banyak hal, si penolong lebih kuat daripada yang ditolong. Tugas ini dijalankan oleh sang isteri dengan cara memberi nasihat dengan cara yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dengan sikap yang tepat, serta bila dibutuhkan.

Meskipun berbeda, sepatu kiri sama derajat dan harganya dengan sepatu kanan. Inilah kesetaraan pria dan wanita dalam berumah tangga. Pria dan wanita setara karena diciptakan oleh Tuhan sesuai gambarnya. Mereka setara, hanya saja berbeda fungsinya.

Sepatu, bila yang satu hilang, maka yang lain tak memiliki arti. Pasangan suami-isteri adalah pasangan sehidup semati. Oleh sebab itu janji pernikahan diucapkan sebagai hidup bersama sampai maut memisahkan.

Semoga kita memiliki pasangan hidup yang setia dan berbahagia. (SD)