Find Us On Social Media :

Kisah Keajaiban Natal

By K. Tatik Wardayati, Minggu, 20 Desember 2015 | 18:30 WIB

Kisah Keajaiban Natal

Intisari-Online.com – Ini adalah kisah nyata keajaiban Natal, terjadi pada bulan Desember 1997 di Wisconsin, USA. Seorang gadis kecil bernama Sarah menderita leukemia dan rasanya tidak mungkin hidupnya lama untuk melihat Natal. Kakak dan neneknya pergi ke sebuah pusat pertokoan untuk meminta Mark Lenonard, yang berperan sebagai Santa Claus, untuk mengunjungi rumah sakit tempat Sarah dirawat untuk memberikan penghiburan baginya.

Ketika itu seorang anak duduk di atas pangkuan Santa Claus dengan memegang sebuah foto. Ketika ditanya oleh Santa, ia mengatakan bahwa foto itu adalah adiknya yang sedang sakit. Ia ingin agar Santa bersedia mengunjungi adiknya demi memberikan penghiburan bagi adiknya.

Ketika anak itu sudah selesai, sang nenek yang bersamanya menjelaskan kepada Santa bahwa adik anak laki-laki itu sedang menderita leukemia dan harapan hidupnya tidak lama lagi. Mark, yang memerankan Santa, sempat berkaca dan menelan ludah, ia meminta sang nenek untuk meninggalkan informasi tempat Sarah dirawat. Santa berpikir dengan hatinya, apa yang harus dilakukannya.

Akhirnya Santa meminta manajernya, Rick, untuk membawanya ke rumah sakit anak tempat Sarah dirawat. Ia menjelaskan kepada manajernya percakapan dengan nenek Sarah sebelumnya. Rick dengan senang hati mengantarkan Santa ke rumah sakit anak.

Setiba di kamar tempat Sarah dirawat, Santa mengintip diam-diam ke ruangannya, terlihat Sarah berbaring pucat di tempat tidur. Dan ruangan itu penuh dengan keluarganya, yang nampak bersedih. Santa bisa merasakan kehangatan dan kedekatan keluarga itu, serta cinta dan kepedulian mereka terhadap Sarah.

Mengambil napas dalam-dalam, dan memaksa senyum di wajahnya, Santa memasuki ruangan, berteriak hangat, “Ho…ho…ho!”

“Santa!” jerit lemah Sarah, ia mencoba lari dari tempat tidurnya untuk mendapati Santa. Santa lantas bergegas ke sisi tempat tidur Sarah dan memberinya pelukan hangat.

Terlihat kulit pucat Sarah dan rambut pendek yang baru saja numbuh akibat efek kemoterapi. Tapi ketika Santa menatap mata Sarah, terlihat sepasang besar mata biru. Hatinya meleleh, Santa harus memaksa dirinya untuk menahan arir mata. Meskipun matanya terpaku pada wajah  Sarah, ia bisa mendengar napas dan isak tangis wanita di dalam ruangan itu.

Saat Santa dan Sarah mulai berbincang-bincang, keluarga yang lain diam-diam ke samping tempat tidur satu persatu, lalu meremas bahu Santa, dan berbisik “Terima kasih” .

Santa dan Sarah kembali terlibat dalam percakapan yang menyenangkan. Karena hari mulai malam, Santa merasa semangatnya melonjak untuk memimpin doa bagi Sarah, dan meminta izin dari ibu gadis itu. Ibu Sarah mengangguk setuju dan seluruh keluarga mengelilingi tempat tidur Sarah, berpegangan tangan.

Santa tampak intens memandang Sarah dan bertanya apakah ia percaya pada malaikat, “Ya, Santa, saya percaya!” kata Sarah.

“Yah, saya akan meminta malaikat mengawasimu,” kata Santa.