Find Us On Social Media :

Natal Impian Sara

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 24 Desember 2015 | 18:00 WIB

Natal Impian Sara

Intisari-Online.com – Alkisah, ada seorang gadis kecil bernama Sara. Setiap Natal ia mempunyai mimpi yang istimewa, tapi yang satu ini adalah yang terbaik. Ia bermimpi bahwa ia bisa menulis surat untuk Santa Claus.

Jadi, setiap Natal ia menulis surat untuk Santa untuk membantu orang miskin, dan bukan hadiah. Ia berharap mimpinya menjadi kenyataan. Ia mencoba untuk menulis surat dan memasukkannya ke kantor pos. Tapi ia ragu karena alamat yang ditulisnya hanya kepada “Santa Sayang”.

Hari berikutnya, ternyata ia menerima surat dari Santa Claus! Pertama kali menerimanya, ia berpikir itu pasti kerjaan orang iseng. Ini isi suratnya:

Sara Sayang,

Saya sangat senang dengan suratmu. Jadi saya akan memberimu keuntungan setiap tahun agar dapat menulis surat mengenai keinginanmu. Saya tidak akan keberatan jika itu akan memberi keuntungan untukmu atau orang lain.

Yang mengasihimu,

Santa Claus

Sara tidak bisa mempercayai matanya. Ia membaca surat itu berulang-ulang, baru kemudian ia yakin bahwa itu bukan lelucon. Setiap tahun pada hari Natal, ia membuat ribuan orang senang dengan bantuannya.

Satu minggu sebelum Natal, lengannya mengalami kecelakaan. Dokter mengatakan bahwa ia tidak bisa menggunakan tangannya yang retak untuk apapun. Ini memang berita buruk. Ah, Santa pasti akan merindukan suratnya tahun ini.

Pada hari Natal, Sara menangis di kamarnya. Ia pikir ia tidak bisa membuat orang lain bahagia di Natal ini. Ada pilihan lain sebenarnya, tapi ia tidak ingin menggunakannya. Bisa saja ia menyuruh orang lain untuk menulis surat Sara. Tetapi jika itu demi orang lain, Sara tidak bisa membuat orang lain menuliskannya.

Tiba-tiba sebuah cahaya muncul di kamarnya. Terlihat seperti seorang malaikat yang berkata, “Sara sayang, kau begitu bagi di dunia yang penuh kejahatan ini. Kau tidak ingin menggunakan anugerahmu untuk diri sendiri. Kau lebih suka menggunakan keuntunganmu bagi orang lain daripada diri sendiri. Jadi kami telah memutuskan untuk memberikan anugerah hidup yang berarti untukmu agar bisa membuat keinginan-keinginan yang bertahan seumur hidupmu. Dan ketika kau tiada, maka anugerah itu akan berakhir juga. Buatlah keinginanmu, gadisku.”

“Keinginanku adalah aku ingin setiap orang di bumi memiliki Natal yang indah setiap tahunnya,” kata Sara.

“Ah, kau gadisku yang sangat baik. Kau siap membantu dunia yang penuh beragam kemunafikan ini. Tetapi jika itu adalah apa yang kau inginkan, akan kami berikan. Selamat tinggal Sara, ku harap kau tetap hidup.”

Cahaya itu menghilang seketika. Sara lega. Ia hidup bahagia selamanya dengan senyum yang selalu hadir dalam hidupnya.