Find Us On Social Media :

Sejarah Halal Bihalal Menjadi Tradisi Saat Lebaran di Indonesia

By Afif Khoirul M, Rabu, 10 April 2024 | 20:15 WIB

Ilustrasi - Sejarah tradisi halal bihalal merupakan tradisi yang kaya makna dan hikmah.

Intisari-online.com - Momen Lebaran di Indonesia identik dengan tradisi halal bihalal.

Tradisi ini merupakan momen silaturahmi dan saling bermaafan antar umat Islam setelah sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadhan.

Namun, tahukah Anda bagaimana tradisi halal bihalal ini menjadi bagian tak terpisahkan dari Lebaran di Indonesia?

Berikut sejarahnya:

1. Asal Usul Istilah "Halal Bihalal"

Istilah "halal bihalal" berasal dari dua kata bahasa Arab, yaitu "halal" dan "bihalal".

Halal berarti "diperbolehkan" dan bihalal berarti "saling menghalalkan".

Secara harfiah, halal bihalal berarti saling menghalalkan segala sesuatu yang mungkin terjadi selama berpuasa, seperti khilaf, salah, atau dosa.

2. Akar Tradisi Halal Bihalal

Akar tradisi halal bihalal sebenarnya sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW.

Beliau menganjurkan umatnya untuk saling bersilaturahmi dan bermaafan setelah Ramadhan.

Baca Juga: Kumpulan 20 Ucapan Minta Maaf Untuk Idul Fitri Dalam Bahasa Jawa yang Menarik

3. Tradisi Halal Bihalal di Indonesia

Di Indonesia, tradisi halal bihalal berkembang dengan berbagai corak dan tradisi lokal.

Beberapa versi sejarah menjelaskan asal mula tradisi halal bihalal di Indonesia:

Versi KH Abdul Wahab Hasbullah: Pada tahun 1948, KH Wahab Hasbullah mengusulkan kepada Presiden Soekarno untuk mengadakan pertemuan para pemimpin politik yang berselisih paham.

Pertemuan ini diberi nama "Halal Bihalal" dan bertujuan untuk merajut kembali persatuan bangsa.

Versi Solo: Di Solo, tradisi halal bihalal dipopulerkan oleh seorang penjual martabak asal India di Taman Sriwedari sekitar tahun 1935-1936.

Ia menggunakan istilah "halal bihalal" untuk menarik pembeli.

Versi Mangkunegara I: Tradisi ini diyakini sudah ada sejak masa pemerintahan Mangkunegara I atau Pangeran Sambernyawa.

Kala itu, raja mengadakan pertemuan dengan para punggawa dan prajurit setelah salat Idulfitri untuk saling bermaafan.

4. Makna dan Hikmah Halal Bihalal

Tradisi halal bihalal memiliki makna dan hikmah yang penting, di antaranya:

Saling memaafkan: Tradisi ini menjadi momen untuk saling memaafkan atas kesalahan dan khilaf yang mungkin terjadi selama berpuasa.

Baca Juga: 35 Kata-kata untuk Hampers Lebaran, Simpel tapi Menyentuh Hati

Memperkuat silaturahmi: Halal bihalal menjadi ajang untuk mempererat tali persaudaraan dan memperkuat hubungan antar umat Islam.

Menebar kedamaian: Tradisi ini diharapkan dapat menebar kedamaian dan persatuan di tengah masyarakat.

5. Halal Bihalal di Era Modern

Di era modern, tradisi halal bihalal tidak hanya dilakukan secara langsung.

Banyak orang yang memanfaatkan teknologi untuk saling bermaafan dan bersilaturahmi, seperti melalui media sosial, video call, dan aplikasi pesan singkat.

Kesimpulan

Tradisi halal bihalal merupakan tradisi yang kaya makna dan hikmah.

Tradisi ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari Lebaran di Indonesia dan terus dilestarikan hingga saat ini.

Meskipun zaman terus berkembang, makna dan esensi halal bihalal tetaplah relevan, yaitu untuk saling memaafkan, memperkuat silaturahmi, dan menebar kedamaian.