Find Us On Social Media :

Bersih-bersih Hati

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 14 Januari 2016 | 18:20 WIB

Bersih-bersih Hati

Intisari-Online.com – Setelah bertahun-tahun menjadi penganut komedian Erma Bombeck yang bilang, “Bagiku, bersih-bersih rumah adalah menyapu ruangan dengan pandangan mata,” Dika dan Adele kini merasakan akibatnya.

Keindahan lemari dan meja dapur mereka yang berwarna pastel cerah tertutup oleh tumpukan piring, kemasan makanan, toples, panci, dan alat-alat dapur bekas. Bak cuci piring penuh perabot kotor. Sofa sulit diduduki. Penghuni rumah kalah cepat dengan barang yang sudah lebih dulu “duduk” atau “berbaring” di situ. Tamu hanya bisa duduk di ujung sofa, jika masih tersisa ruangan. Di kamar tidur tergeletak keranjang-keranjang pakaian, kadurs berisi buku; komputer dan laptop bekas terserak di lantai sehingga malam hari mereka suka tersandung.

Dika dan Adele tak pernah tega membuang barang lantaran bagi Dika yang senang otak-atik, semua barang rusak adalah sumber “suku cadang” yang amat berharga. Adele tak ada bedanya. Stok bahan makanannya cukup untuk satu kompi tentara.

Padahal ayah dan ibu Adele sering mengingatkan mereka untuk rajin membersihkan rumah. “Supaya keberuntungan tak lari gara-gara rumah kalian berantakan,” ujar ibunya. Baru sekarang, ketika ia dan Dika semakin uring-uringan dan kesehatan sering terganggu, mulailah ia berpikir, “Jangan-jangan Ibu benar.” Jika yang stres sulit beristirahat, badan lelah tak mungkin produktif, dan pribadi pemarah bagaimana dapat membangun jaringan?

Saatnya mereka membuang sampah di rumah. Lalu akan tiba saatnya memeriksa hati, sebab di sana sampah juga sering bersembunyi. Kemarahan, dendam, dan kebencian hanya akan mengundang sesamanya. Kemudian kepada Tahun Baru mereka akan mengatakan, “Selamat datang Keberuntungan. We welcome you.” (LW – Intisari Desember 2014)