Find Us On Social Media :

Percuma Merdeka Bila Takut untuk Berbuat Kesalahan

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 30 Januari 2016 | 18:15 WIB

Percuma Merdeka Bila Takut untuk Berbuat Kesalahan

Intisari-Online.com – Dipandangnya sekali lagi rak buku kecil dengan karton bertuliskan “FREE” tertempel di situ. Rak ini telah berjasa kepadanya dan kini ia akan menawarkannya kepada siapa pun yang membutuhkan.

Akhirnya ia sudah merdeka dari tugas belajarnya. Gelar Ph.D. kini tersandang. Waktunya balik ke Tanah Air, memboyong istri tercinta dan putri semata wayang yang telah meramaikan suasana belajarnya dan mendukung semangatnya.

Bak gambar hidup berkilasan rupa para profesornya. Terutama sekali Prof. A yang perfeksionis tulen dan pembimbingnya. Kalau tak puas, gila, kejam nian dia. Serta BJ, kawan sepenanggungan tapi sering menjadi sumber pertengkaran antara dia dan Rani, istrinya. Mantan pacar SMA, tak bisa dipercaya! Masa bodoh bila Rani menertawakannya.

Jubah dan toga ini memerdekakan dia. Saatnya terjun mengamalkan ilmu. Tapi ia tahu hatinya belum sepenuhnya merdeka dari kerikil-kerikil tajam yang dapat mengganggu langkahnya ke depan. Gelegak cemburu yang terus timbul setiap kali bertemu BJ. Rasa kurang percaya diri yang sesekali muncul akibat latar belakang keluarga yang miskin dan kurang terdidik. Meski diakui, kondisi itu telah membantu membentuk jiwa pejuang di dalam dirinya.

Perjuangan di depan mata tidak akan ringan. Ada rasa ngeri. Beruntung ia teringat pada kata-kata emas Mahatma Gandhi, “Percuma merdeka bila tidak memiliki kemerdekaan untuk berbuat kesalahan.”

Bangsa atau pribadi seperti dirinya, apa bedanya? Ia pun tidak akan takut melakukan kesalahan, meski berarti akan mundur selangkah. Tapi akan dipastikannya, dengan setiap satu langkah mundur, ia akan maju paling tidak dua langkah. Mudah-mudahan kemerdekaan ini akan membawanya terus maju. Masa depan… here I come. (Lily Wibisono – Intisari Agustus 2015)