Find Us On Social Media :

Dianjurkan Berkesinambungan, Bolehkah Puasa Syawal Dijalankan Secara Putus-putus?

By Moh. Habib Asyhad, Jumat, 12 April 2024 | 08:17 WIB

Artikel ini akan membahas dan menjawab pertanyaan, bolehkah puasa syawal dijalankan secara putus-putus?

Intisari-Online.com - Mungkin sebagian besar dari kita masih bertanya-tanya terkait pelaksanaan puasa syawal, terutama terkait tata cara pelaksanaannya.

Apakah puasa syawal harus dilakukan secara berurutan atau berkesinambungan, atau boleh secara putus-putus?

Artikel ini akan membahas dan menjawab pertanyaan, bolehkah puasa syawal dijalankan secara putus-putus?

Puasa syawal dijalankan umat Islam setelah merayakan Hari Raya Idul Fitri pada 1 Syawal.

Puasa sunah Syawal ini memiliki keutamaan dan pahala seperti puasa selama satu tahun penuh.

Keutamaan puasa ini termaktub dalam hadis berikut:

"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dan diikuti dengan enam hari bulan Syawal, maka baginya pahala puasa selama satu tahun penuh".

Apakah puasa Syawal harus dilakukan secara berkesinambungan atau boleh dipisah?

Mengutop Lembaga Fatwa Mesir, Syekh Husein Muhammad Makhluf mengatakan, puasa Syawal ini diutamakan secara berturut-turut pada awal bulan Syawal.

Maksud dari berturut-turut ini adalah hanya terdapat satu hari jeda antara Ramadhan dan puasa Syawal, yakni Idul Fitri.

Artinya, puasa Syawal diutamakan mulai pada hari kedua (hari kedua pada bulan Syawal/sehari selepas Idul Fitri) dan berlanjut selama enam hari.

Meskipun begitu puasa Syawal juga bisa dilakukan secara terpisah, baik di awal, tengah, maupun akhir.