Find Us On Social Media :

Penebang Kayu yang Bijaksana

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 2 Maret 2016 | 19:00 WIB

Penebang Kayu yang Bijaksana

Intisari-Online.com – Dua orang penebang kayu dipercayakan dengan pekerjaan menebang pohon-pohon karet tua di perkebunan sebelum penanaman kembali. Salah satunya gagah dan kuat. Yang lain kurus dan tinggi.

Pada hari pertama masing-masing bisa menebang pohon dengan jumlah yang sama. Tapi hari berikutnya, pria yang kurus memotong lebih banyak pohon daripada temannya. Hari ketiga, pun demikian, meskipun pria yang gagah telah bekerja keras tanpa istirahat dan berkeringat.

Pria gagah itu meragukan kekuatannya sendiri dan menduga bahwa ia menjadi lemah karena penampilannya terus menurun. Ia melihat pria kurus untuk mempelajari rahasia kesuksesannya. Ia menemukan bahwa waktu beristirahat, ia pergi, tapi setelah itu, misterius, ia lebih produktif. Pria yang gagah bertanya pada rekannya tentang rahasianya. Pria kurus itu mengatakan bahwa setiap jam ia gunakan untuk beristirahat sejenak dan bersantai sementara waktu, dan saat beristirahat itu, ia mengasah kapaknya karena telah digunakan berulang. Kapak yang tajam memungkinkan seseorang untuk bekerja lebih efektif dengan sedikit usaha. Pemotongan pohon dengan kapak yang tajam lebih cepat dan menggunakan sedikit persediaan kekuatan dan energi.

Demikian pula dalam kehidupan kita sehari-hari. Beberapa orang selalu sibuk dengan pekerjaan mereka. Mereka tidak menemukan waktu untuk beristirahat atau  mempertajam pikiran. Meditasi, doa, membaca buku yang baik, hobi, dan interaksi sehat dengan keluarga dan masyarakat merupakan sarana untuk mempertajam kepribadian dan spiritualitas kita. “Gila kerja” seperti pecandu alkohol yang kecanduan bekerja dan tidak menemukan waktu untuk mengasah “kapak “ mereka. Padahal kita dapat mempertajam kapak kita (kepala, jantung, tangan, dan kebiasaan) dengan doa.

Abraham Lincoln pernah mengatakan, “Jika saya harus enam jam menebang pohon, maka saya akan menghabiskan tiga jam pertama untuk mengasah kapak saya dan tiga jam terakhir untuk menebang pohon-pohon.”