Find Us On Social Media :

Sejarah Menyatukan Joglosemar

By Agus Surono, Senin, 21 Februari 2011 | 18:31 WIB

Sejarah Menyatukan Joglosemar

Dari ketiga kota dalam akronim Joglosemar, Yogyakarta bisa jadi lebih unggul sebagai daerah tujuan wisata. Setiap liburan anak sekolah, Malioboro, salah satu ikon Yogyakarta, menjadi tidak nyaman untuk disambangi. Bahkan, selepas erupsi Merapi, Kaliurang dan sekitar diserbu wisatawan yang ingin melihat dari dekat keganasan Merapi. Namun, bukan berarti dua kota lainnya tidak menarik. Solo, di bawah kepemimpinan Joko Widodo berbenah dalam banyak hal. Tanyakanlah kepada penduduk Solo yang sedang ngadem di Taman Balekambang, bagaimana kondisi taman ini sebelumnya. Solo kini makin manusiawi. Tak heran kalau majalah Tempo memasukkan Solo sebagai kota layak huni. Semarang pun mulai berdandan. Tengoklah Lawang Sewu. Juga kawasan Simpang Lima.

Alhasil, kami kebingungan memilih objek-objek wisata yang akan dimasukkan ke seri Where To Go ini. Wisata Yogyakarta semakin bervariasi saat ini. Solo mulai memunculkan objek wisata baru selain membangkitkan objek wisata yang sudah terkubur. Semarang tak kalah gerak. Dari beragam objek, kami memasukkan sekitar 50 objek wisata di ketiga daerah ini. Kami memilahnya ke dalam lima segmen wisata: alam, budaya, adrenalin, kuliner, dan belanja.

Beberapa objek sudah lama dikenal. Misalnya Keraton Yogyakarta Hadiningrat, Keraton Surakarta Hadiningrat, atau Candi Gedongsongo. Beberapa lainnya termasuk objek wisata yang baru dikembangkan. Curug 7 Bidadari contohnya. Objek wisata di daerah Bandungan ini potensial untuk dikembangkan menjadi objek wisata alam sekaligus wisata ziarah. Bahkan kampungnya yang asri dengan budaya agrarisnya bisa dikembangkan menjadi desa wisata seperti yang banyak dilakukan di Yogyakarta. Juga Umbul Sidomukti yang berada di kaki G. Ungaran. Meski menjual wisata adrenalin, namun kolam renang yang diaku sebagai yang tertinggi di Asia Tenggara dan berasal dari mata air layak diceburi. Terlebih di sore hari yang teduh.

Jika objek wisata budaya lebih banyak di buku ini, memang niat kami untuk mengajak Anda menengok akan kekayaaan budaya kita. Dengan mengagumi kebudayaan kita, semoga rasa cinta bangsa akan semakin tumbuh. Wilayah ini juga memiliki keterikatan dalam hal kebudayaan. Sejarah pernah menyatukan ketiganya. Termasuk upaya Belanda yang membikin jaringan kereta api yang menghubungkan ketiga kota ini.

Akhirnya, selamat datang di Joglosemar. Never Ending Jogja. Solo, The Spirit of Java. Semarang Pesona Asia.

Spesifikasi: