Penulis
Intisari-Online.com – Seberapa jauh kita telah membuktikan bahwa kita cinta kepada anak-anak (kita dan orang lain)? Tulisan-tulisan dalam Intisari "Extra" ini mengajak kita sebagai orang tua untuk melihat kembali apa yang sudah dan belum kita lakukan untuk anak-anak.
Anak zaman sekarang mah, beda sama anak zaman dulu. Begitu kata orang. Tapi ada satu hal yang tak berubah, anak selayaknya tetap dibesarkan dengan cinta kasih tanpa syarat dan penerimaan seutuhnya.
Banyak orangtua cemas ketika anak laki-lakinya lebih senang bermain boneka atau anak perempuannya gemar bermain perang-perangan. Apalagi, penelitian membuktikan, setiap anak punya potensi biseksual.
Orangtua sering mengira anaknya adalah sosok yang percaya diri. Padahal sebenarnya narsisisme (narsis). Jika tidak segera ditanggulangi, saat dewasa nanati anak akan menjadi pribadi yang angkuh dan mudah depresi.
Dengan berbagai alasan, orangtua mengizinkan anaknya mengendarai motor meskipun masih di bawah umur. Itu sama artinya membiarkan anak menjemput malaikat maut.
Bukan rahasia lagi kalau biaya pendidikan anak itu mahal. Rencanakan sejak dini agar tidak malah kemahalan.
Bakat sepak bola anak-anak Indonesia disebut-sebut sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Anehnya, karena beberapa sebab, talenta dan prestasi mereka malah memupus ketika beranjak dewasa.
Semangat rasanya melihat Agus Setiadi menjalani kesehariannya sebagai salah seorang siswa di sebuah SMA negeri di Tangerang. Selain giat belajar, anak laki-laki yang masih berusia 16 tahun ini seakan tak membiarkan waktunya terbuang percuma. Sehari-hari Agus selalu membawa alat-alat tulis untuk ia jual kepada teman-teman sekolahnya yang membutuhkan.
Segera hubungi customer service kami di (021) 5306263.