Penulis
Intisari-Online.com -Jajanan ini sebenarnya khas Solo. Tapi di Yogyakarta pun Anda bisa mendapatkannya. Nama Notosuman berasal dari nama Jalan Notosuman (sekarang Jl. Muh. Yamin), Solo, tempat warung serabi tersebut pertama kali buka, sebelum kemerdekaan RI.
Serabi Notosuman masih menggunakan resep tradisional. Bahan dasarnya sama dengan serabi lain, yaitu tepung beras. Namun, santan yang dipakai ada dua macam, yaitu santan kental dan santan encer. Santan kental didapat dengan cara merebus santan biasa 2-3 kali. Santan direbus dengan daun pandan yang berfungsi sebagai aroma. Cara memasaknya, secara umum sama dengan serabi kebanyakan.
Serabi Notosuman hanya menyediakan dua pilihan, yaitu serabi putih dan cokelat. Yang putih berasa santan saja, yang cokelat ditambah mesis.
Serabi yang sudah matang digulung dan dibungkus daun pisang. Penggulungan ini bertujuan agar serabi tidak lengket, karena banyak pelanggan mengeluh gara-gara cokelatnya suka lengket di daun pisang. Serabi ini memancarkan bau wangi daun pandan dan santan, sedangkan permukaannya yang putih dan basah menandakan bahwa serabi itu lembut.
Serabi dinikmati saat masih hangat alias baru beberapa menit turun dari tungku. Namun, serabi juga tetap enak meski dibawa pulang. Sebagai oleh-oleh serabi dikemas dalam kardus isi 10 buah. Tapi karena tanpa pengawet, serabi hanya tahan satu hari. Untuk memperpanjang masa simpan, serabi harus masuk lemari es. (Wisata Jajan Yogyakarta)
Alamat:Serabi Notosuman,Jl. Bhayangkara No. 63 B, Patuk, Yogyakarta.Telp. 0274-7440484.Buka tiap hari, pukul 05.00-15.00.