Find Us On Social Media :

Pasta dan Piza Rumahan ala Bali

By Agus Surono, Sabtu, 19 April 2014 | 14:00 WIB

Pasta dan Piza Rumahan ala Bali

Intisari-Online.com - Hampir semua orang mengenai pasta dan pizza. Namun, yang merasakan pasta dan pizza rumahan mungkin tak terlalu banyak. Maka, ketika kita sedang berada di Bali, tak ada salahnya mencicipi masakan Italia itu yang memiliki citarasa asli.

Mencari masakan tradisional Italia, seperti pizza dan pasta di Bali relatif mudah. Satu di antara sejumlah restoran yang menyajikannya ala rumahan bisa ditemukan di Sanur. Massimo il Restorante namanya.

Kalau kita masuk ke dalam restoran, ratusan masakan berjejal di buku menunya. Saking banyaknya, buku menu itu sampai tebal sekali seperti majalah. Hampir semua jenis pasta ada di restoran Italia ini.Tak heran, untuk pasta saja variannya bisa puluhan. Demikian juga untuk pizza, salad, dan lainnya. Salah dua masakan yang banyak dipilih pengunjung adalah penne all arrabbiata dan quattro stagioni.

Penne all Arrabbiata adalah pasta dengan berlimpah saus tomat yang disajikan dalam satu piring besar. Penne, merujuk jenis pasta berbentuk pipa potongan miring dengan panjang sekitar 7 cm. Sambal tomatnya tidak pedas dan cenderung light. Menikmati pasta ini seperti mengunyah potongan tomat segar dan pasta.

Kalau menginginkan, kita bisa meminta merica atau cabai bubuk untuk menguatkan rasanya. Oya, pramusaji juga akan menawarkan keju tabur atau permesan. Untuk menikmati masakan yang satu ini kita cukup membayar Rp35.000.

Sementara quattro stagioni adalah pizza ukuran sedang dengan empat topping atau isian. Di antaranya mushroom (jamur, Red.), ham (daging paha babi, Red), artichoke (sayur dari bunga khas Eropa yang biasa dipakai untuk bahan salad, Red.), dan salami (daging olahan tipis. Red).

Bila dikehendaki, ham dan salami yang berbahan daging babi bisa diganti dengan ayam dan sapi. Roti pizza yang awalnya berwarna putih setelah masakakan bernoda-noda hitam di beberapa bagian. Ketika dimakan, roti itu terasa garing.

Sementara mushroom dan dagingnya masih juicy atau segar. Pizza seharga Rp42.000 ini harus dimakan segera. Kalau tidak, rotinya akan segera layu dan tak crispy lagi.

Di Massimo il Restorante, pengunjung bisa melihat proses pembuatan pizza, dari menguleni adonan kulitnya yang tipis dan crispy, mengisi topping-nya, sampai memanggangnya di tungku api. Dapur pizza ada di depan restoran dan sangat terbuka.

Pizza di Massimo dimasak di tungku yang berbahan bakar kayu dan batu bara. Proses pematangannya sangat kilat, sekitar 10 menit. Restoran yang buka sejak 2004 ini tak hanya menyediakan masakan Italia. Ada sejumlah masakan tradisional Indonesia dan Bali seperti ayam sisit sambal matah (mentah, Red), ayam kare, nasi goreng, dan rendang sapi.

Massimo memiliki ruangan tertutup dan terbuka. Kapasitas tempat duduknya sekitar 50 orang. Di dalam ruangan tertutup tersedia meja-meja yang ditata agak resmi, meja bundar dengan taplak putih. Namun interiornya terkesan ramah. Foto-foto juga tergantung di dinding, termasuk foto pemilik resto plus kokinya, tamu-tamu yang pernah berkunjung, dan bangunan tua di Kota Lecce, Italia, kampung halaman Massimo Sacco, si pemilik restoran.

Khusus untuk yang tidak diperkenankan mengonsumsi daging babi jangan sungkan bertanya pada pramusaji soal detail isian pasta dan pizza yang kita pesan. (Luh De Suriyani/Wisata Jajan Bali 2010)

Massimo Il RestoranteJln. Danau Tamblingan 228 80228, Indonesia Phone:+62 361 288942