Find Us On Social Media :

Pecel Madiun Enak di Jakarta

By Agus Surono, Selasa, 6 Mei 2014 | 11:00 WIB

Pecel Madiun Enak di Jakarta

Intisari-Online.com - Di Jawa Timur pecel tergolong makanan yang sangat merakyat. Bisa dijumpai hampir di seluruh daerah. Tak mengherankan jika kemudian Jawa Timur punya pecel madiun, pecel kediri, pecel ponorogo, pecel tulungagung, pecel blitar, dan masih banyak iagi.

Akan tetapi, dari sekian banyak jenis pecel daerah tadi, yang paling kondang ya pecel madiun.

Di Jabodetabek ada banyak pecel madiun yang bisa direkomendasikan. Salah satunya Pecel Madiun Mbak Ira, di Jln. Margonda Raya, Depok. Dari luar, rumah makan ini tampak sempit meski sebetulnya di dalam cukup lega karena ruangannya memanjang.

Dari tampilan fisiknya, Pecel Madiun Mbak Ira tidak berbeda dengan pecel madiun atau bahkan pecel daerah lain. Di sini pecel dihidangkan di atas piring yang dilapisi daun pisang. Meskipun kita belum mencicipi rasanya, adanya celemek daun pisang ini bisa menambah selera makan.

Porsi nasinya pas untuk kebanyakan orang kantoran. Cukup mengenyangkan, meski tidak sampai bikin perut kekenyangan.

Sama seperti pecel lain, pecel Mbak Ira berisi daun singkong, bayam, taoge, kacang panjang, tempe orek, serundeng. Sambalnya tidak terlalu cair, sehingga tidak belepotan saat dilumurkan ke bagian sayumya. Rempeyek kacang ditaruh paling akhir, setelah itu nasi pecel siap dihidangkan. (Secara selang-seling berdasarkan hari, rempeyek kacang diganti dengan rempeyek teri.)

Setelah membaca doa sebelum makan, kita bisa memulai santap pecel dari rempeyeknya dulu sebagai pembuka. Rempeyek Mbak Ira khas. Renyah, empuk kemremes. Tidak terlalu kering, tapi saat digigit tetap kriuk-kriuk bunyinya.

Selesai rempeyek, kita bisa langsung menikmati pecel Mbak Ira yang pedasnya, lagi-lagi, pas. Tidak terlalu manis, cukup hangat di perut, tidak terlalu panas di lidah. Bisa dijadikan menu sarapan, cocok buat makan siang, tetap enak disantap malam.

"Kami memakai cabai merah. Cabai kempling hanya sebagai campuran," kata Khiki Purnomo, pengelola warung, putra Mbak Ira. Cabai kempling yang dimaksud Khiki tidak lain cabai rawit yang pedas itu.

Tingkat kepedasan pecel Mbak Ira yang sekarang ini hasil dari proses panjang sejak warung ini buka tahun 1993. Ira sempat mencoba-coba berbagai tingkat kepedasan. Pernah juga membuat pilihan sambal pedas biasa dan pedas sekali. Tapi cara ini malah membuat pengunjung bingung. Akhirnya, tingkat kepedasan dibuat sesuai dengan pilihan mayoritas.

"Kalau ada yang merasa masih kurang pedas, ya kita tambah aja sambelnya," ujar si pemilik warung ini. Tingkat kepedasan memang menjadi masalah utama yang menentukan enak tidaknya sambal pecel.

"Saya suka makan di sini karena sambalnya enak dan tidak terlalu basah," kata Koko, pelanggan warung yang berasal dari Jombang, Jawa Timur.