Find Us On Social Media :

Bulung, Serat Tersembunyi di Sudut Legian

By Agus Surono, Rabu, 7 Mei 2014 | 12:00 WIB

Bulung, Serat Tersembunyi di Sudut Legian

Intisari-Online.com - Makanan ini murah, tapi penuh kandungan serat. Itulah bulung. Kalau ingin mencicipinya, kita tinggai pilih, bulung rambut atau bulung buni. Rasanya sama. Lalu apa bedanya?

Rumput laut oleh orang Jepang dijadikan bahan makanan berupa lembaran rumput laut yang dikeringkan. Nori namanya. Nori ini digunakan sebagai hiasan dan penyedap berbagai macam masakan Jepang, lauk sewaktu makan nasi, dan bahan makanan ringan seperti senbei.

Namun, bagi sebagian masyarakat Bali, terutama yang berada di Kuta dan Sanur, tanaman laut ini dapat dijadikan cemilan tanpa melalui proses yang rumit. Sebutannya singkat saja, bulung.

Kalau sedang berada di kawasan Legian, kita dapat mencobanya di Warung Dong Dorka yang dikelola oleh Dong Dorka dan anaknya, Kadek Sri Wahyuni. Bulung yang biasa disajikan ada dua jenis, yakni bulung buni dan bulung rambut. Keduanya memiliki karakter berbeda.

Bulung buni tidak dapat dimasak, sehingga sebelum dijual bulung jenis ini cukup dicuci menggunakan air panas. "Kalau dimasak hancur dia," jelas Kadek, yang sekarang mulai menggantikan peran ibunya dalam berjualan. Sementara, bulung rambut perlu direbus terlebih dahulu sebelum dijual.

"Tapi merebusnya sebentar saja. Begitu mendidih, langsung diangkat dah," tambahnya. Kalau merebusnya terlalu lama membuat bulung menjadi hancur. Ketika disajikan bulung rambut diberi bumbu dan kuah pindang, kuah yang diperoleh dari proses memindang ikan, terutama ikan tongkol.

Bumbu bulung rambut berupa cabai, terasi, gula putih, perasan jeruk limo, dan vetsin. Bahan bumbu tersebut diulek di atas cobek hingga halus lalu ditambahkan kuah pindang. Bumbu berkuah inilah yang dituangkan ke dalam bulung yang telah ditempatkan di piring dan kemudian ditaburi kacang menthik.Tatkala dimakan, rasa asin dari rumput bulung dan kuah pindang sangat dominan.

Sementara, bumbu bulung buni hanya menggunakan bumbu campuran parutan kelapa bakar, lengkuas, jahe, dan perasan jeruk limo, tanpa kuah pindang. "Soalnya, bulungnya sendiri sudah asin. Kalau ditambah kuah pindang malah tidak enak," tutur Kadek.

Dalam penyajian bulung buni ini dicampur dengan bumbu secara merata seperti urap, lalu ditaburi kacang menthik di atasnya. Ketika dimakan, selain rasa khas rumput laut, makanan ini juga menyajikan rasa gurih parutan kelapa serta rasa khas dari lengkuas dan jahe.

Kalau kita hendak mencicipinya, pastikan ketersediaan makanan ini dengan menelepon terlebih dahulu warung Dong Dorka. Soalnya, di pasar ada kalanya tidak tersedia bulung. Kalau demikian, Dong Dorka pun tidak bisa menyajikan makanan ini. (IGede Agung Yudana/Wisata Jajan Bali)

Warung Dong DorkaJln. Raya Legian lI, Gang I (Gg Melati 383), No. 2,Legian, BadungTelp.: 0361-750681Buka: Tiap hari pukul 08.00 -18.00 WITATutup: Hari raya Nyepi