Find Us On Social Media :

Mi Toprak Yu Nani Bukan Ketoprak Lo

By Agus Surono, Sabtu, 21 Juni 2014 | 14:00 WIB

Mi Toprak Yu Nani Bukan Ketoprak Lo

Intisari-Online.com - Nama boleh sama tapi isi dan rasanya jauh berbeda. Itulah bakmi ketoprak (atau sering disingkat mi toprak) ala Solo dengan ketoprak ala Jakarta. Di Jakarta, makanan ini berupa lontong dan mi putih yang disiram sambal kacang tanah tanpa kuah. Adapun mi toprak Solo merupakan jenis masakan berkuah. Tidak pakai lontong pula.

Seporsi mi toprak versi Solo biasanya berisi mi, irisan kol, sosis, tahu, tempe yang dipotong-potong, dan sedikit daging koyor atau bagian daging sapi yang tidak berserat. Di atasnya diberi taburan kacang tanah goreng, bawang merah goreng, daun seledri, kemudian diguyur dengan kuah panas dari kaldu sapi.

Di Solo ada beberapa warung yang menjual mi toprak. Tapi dari sekian tempat itu, warung Bakmi Kethoprak Yu Nani di Jln. Paku Dewonoto, Kartopuran, boleh menjadi prioritas nomor satu untuk dikunjungi. Sekilas penampilan warung ini tidak begitu meyakinkan. Tapi begitu mencicipi masakannya, kita bakal tahu kenapa warung ini tak pernah sepi pembeli.

Disajikan di atas piring, satu porsi mi toprak Yu Nani berukuran jumbo. Kuahnya kadang meluber sampai bibir piring. Bila kita tidak hati-hati meletakkan piring, kuahnya pasti akan tumpah. Isian mi toprak Yu Nani sangat banyak jenisnya. Selain irisan kubis, tempe, tahu, daging koyor sapi, juga ada irisan cakwe, sosis basah berisi daging, dan karak beras yang diremas kecil-kecil.

Kuah yang terbuat dari kaldu sapi itu tampak pekat. Saat dihidangkan, biji-biji kacang goreng dan remasan karak beras terlihat mengapung-apung. Cara menikmatinya, sebelum menyendok, aduk semuanya, tenggelamkan semua isi ke dalam kuah agar bumbu merasuk. Tambahkan irisan cabai rawit jika suka pedas.

Kegurihan masakan ini langsung terasa di ujung lidah. Sepintas rasa kuahnya mirip bakso tetapi sedikit manis karena memakai gula sebagai salah satu bumbu. Kuah yang pekat bukan hanya karena berasal dari air rebusan tulang sapi, tetapi juga berasal dari daging koyor dan gajih. Semua direbus seharian penuh.

Rasa gurih kuah mi toprak juga menular ke daging yang terasa empuk. Tidak seperti biasa, bumbu-bumbu mi toprak tidak digongso. Bumbu kuah toprak dicemplungkan saat merebus daging. Daging ini bisa empuk dan gurih karena bukan daging berserat melainkan daging koyor yang memang sudah empuk. Daging koyor itu direbus tanpa diiris terlebih dahulu. Daging baru ditiriskan dan diiris ketika sudah ada pembeli.

Menurut Yuyun, generasi ketiga penerus warung Mi Toprak Yu Nani, usia warungnya sudah lebih dari setengah abad. Sejak awal berdiri, 53 tahun silam, lokasi berjualannya tak berubah, demikian pula bahan racikan dan bumbunya. Keistimewaan mi toprak di warung ini memang pada isiannya yang sangat lengkap, selain tentu saja kuahnya yang segar.

Di warung ini hanya ada dua meja yang mampu menampung sekitar 15-an orang. Sementara, pengunjung yang datang mbanyu mili alias datang dan pergi silih berganti. Agar bisa cepat melayani pembeli, Yuyun menerapkan sistem stok. Bahan-bahan mi toprak selain kuah dan daging diramu di dalam piring-piring.

Begitu ada pembeli, piring tinggal diberi kuah dan daging. Di warung ini kita mungkin agak sulit bersantai seusai menyantap karena biasanya pembeli lain sudah mengantre untuk mendapatkan mi toprak.

Warung Yu Nani baru tutup menjelang magrib atau sekitar pukul 17.00 WIB. Tapi bila Anda datang sore, biasanya isinya sudah tidak lagi komplet. (Imron/Wisata Jajan Solo Semarang)

Mi Toprak Yu NaniJln. Pandu DewonotoKartopuro Solo