Find Us On Social Media :

Tiap Jumat Mezzanine Restaurant Sajikan Menu Tradisional

By Agus Surono, Sabtu, 28 Juni 2014 | 13:00 WIB

Tiap Jumat Mezzanine Restaurant Sajikan Menu Tradisional

Intisari-Online.com – Jika ada gerakan untuk mengangkat kembali batik sebagai budaya khas Indonesia dengan Jumat Batik, maka Mezzanine Restaurant di Atria Residence mencoba mengangkat makanan tradisional di hari Jumat.

Ide ini digagas oleh Gatot Susanto, Executive Chef Atria Residence Gading Serpong. “Bisa lihat sendiri, mulai dari camilan hingga makanan berat khas Indonesia bisa ditemui di sini. Untuk minggu ini bahkan kami sengaja menyediakan menu camilan yang sudah susah ada di pasaran,” ungkapnya.

Dengan sedikit bergegas, Gatot berjalan ke meja-meja panjang, bagian di mana berbagai macam camilan jajanan pasar disediakan, ia tak sabar memamerkannya. “Minggu ini kami membuat makanan kecil khas Indonesia yang kebetulan dibuat oleh para ibu rumah tangga di zaman penjajahan,” jelasnya.

Beberapa diantaranya masih terasa familiar, seperti colenak, semar mendem dan mata roda. Tetapi tidak dengan dua menu lainnya. “Ada 'granat muncrat', 'mondo royal' dan juga 'singkong si engkong',” sambung Gatot kembali.

Granat Muncrat dalah sebutan untuk salah satu camilan dengan bentuk bulat dan tempelan wijen, sekilas mirip dengan onde-onde yang bisa dijajakan oleh pedagang tetapi ternyata makanan ini adalah camilan yang dibuat dengan bahan dasar singkong. Adonan diisi dengan gula merah. “Ada sensasi saat menikmatinya, sekali gigit akan ada yang muncrat di dalam mulut ha-ha,” ujar Gatot penuh ekspresi.

Sedang rondo royal adalah tape yang dibalut dengan tepung dan digoreng. Kalau saya, jujur saja sangat penasaran dengan singkong si engkong, warnanya sangat menarik. “Ini campuran singkong dengan gula aren, harus gula aren. Rasanya manis sekali,” jelas Gatot.

Menu lainnya, masih ada kue pusing yang mirip seperti crepes. Kalau bukan di sini, rasanya hanya bisa ditemui di Sekolah Dasar.

Untuk makanan utama, tersedia nasi goreng dan mi goreng yang juga masih menjadi sajian favorit pengunjung. Untuk yang lebih tradisi lagi, disediakan lontong sayur, nasi kuning, nasi liwet, gado-gado dan banyak lagi. “Menu-menu ini nantinya akan terus berganti. Jadi tunggu saja,” ungkap Gatot membuat penasaran.

Beberapa menu tradisional ini disediakan dengan konsep open kitchen. Misalnya saja, untuk gado-gado juga nasi goreng dan mi goreng. “Biar pengunjung bisa lihat cara mengolah dan memasaknya, ada standar yang kami pakai, lihat yang memasak harus pakai masker. Jadi tamu tahu memasaknya bersih,” tukasnya.

Dilihat dari animo pengunjung, rupanya gagasan Gatot untuk menyediakan makanan tradisional tiap Jumat cukup mendapat hati. “Komentar pengunjung baik sekali. Perhatikan saja, banyak yang penasaran dan mau coba menu-menunya. Suatu hari saya pernah sediakan gemblong dan ternyata laku sekali. Tamu yang sudah pernah coba sarapan Jumat pasti menunggu-nunggu tiap Jumat depannya lagi, aka ada apa ya nanti,” paparnya.

Antusias pengunjung memang bermacam-macam. Gatot sempat mengisahkan, pernah pada suatu waktu tamu yang menginap di Atria Residence sampai tambah satu hari lagi untuk mencicipi Jumat Tradisional ini. Jelas saja, kayanya makanan tradisi nusantara tak mungkin membuat Gatot habis akal untuk menyediakan berbagai macam makanan.

“Kuliner nusantara kita kaya, jadi saya tak khawatir untuk mengganti-ganti menu tiap Jumatnya untuk menghindari bosan,” tuturnya.