Penulis
Intisari-Online.com - Salah satu tempat persinggahan dalam Kompas Jelajah Sepeda Manado - Makassar adalah Hotel Mulia di pinggir Danau Poso. Meski hotel ini mengecewakan karena airnya tidak mengalir dengan lancar di beberapa kamar, namun pemandangan yang ditawarkan sangat mempesona.
Karena kamar terbatas sementara peserta Jelajah Sepeda banyak, maka dalam satu kamar bisa diisi empat atau lima orang dengan kapasitas maksimal tiga tempat tidur. Jadi dua orang yang tersisa harus bisa memanfaatkan ruang kamar sebaik mungkin untuk tidur.
Saya memilih tidur di tenda. Lokasinya di pinggir danau. Tak perlu khawatir akan air pasang karena meski berpasir putih, namun ini bukan di lautan. Tapi danau. Malam itu ada enam tenda berdiri di pinggir danau.
Udara tidak terlalu dingin malam itu. Bintang terlihat di sana-sini. Karena sudah terlalu capai saya pun hanya sebentar menikmati malam di pinggir danau. Kemudian masuk tenda dan tidur.
Pagi hari keindahan Danau Poso mulai terkuak. Perbukitan dan hutan memagarinya. Udaranya sejuk. Airnya begitu jernih. Tak kuasa melihat kejernihan ini, beberapa teman langsung mencebur mandi. Menurut penduduk setempat, air danau tetap jernih meskipun terjadi banjir pada sungai-sungai yang bermuara ke danau ini.
Selain itu, Danau Poso memiliki keunikan lain, yaitu airnya yang berada di tepi danau berwarna hijau sedangkan di tengah danau berwarna biru. Di danau ini masyarakat setempat kadang melihat cahaya seperti lampu yang berpindah-pindah. Itu diyakini sebagai mata dari seekor naga penjaga Danau Poso.
Jika Anda seorang pecinta alam maka pastinya kunjungan ke Danau Poso menjadi pilihan yang menarik karena kawasan ini dikelilingi perbukitan yang ditumbuhi tanaman cengkeh. Saat cengkeh berbunga di bulan Juni hingga November maka akan mengeluarkan aroma harum bunga cengkeh yang khas.
Selain mengundang wisatawan, danau ini juga telah menarik minat peneliti dan investor yang tertarik mengembangkan perikanan di tempat ini. Di Danau Poso hidup sejenis ikan sidat (sogili) yang terbesar di dunia. Di kawasan ini juga terdapat pelestarian tanaman angrek terbesar di Indonesia. Salah satunya adalah angrek hitam.
Beberapa kegiatan dapat kita lakukan di sini, mulai dari berenang di airnya yang jernih, memancing dengan menggunakan sampan, berkeliling danau dengan mendayung sampan, berjalan-jalan di sepanjang tepian danau, atau pergi ke perkampungan masyarakat setempat dan berbagi cerita dengan mereka.
Pada bulan Agustus tepatnya minggu keempat, Danau Poso menggelar sebuah festival besar bernamaFestival Danau Poso. Kegiatan budaya ini menggelar beragam pertunjukan kesenian daerah dari kabupaten/kota se-Provinsi Sulawesi Tengah. Ada pula eksebisi kesenian dari daerah lain di Indonesia, serta pameran industri kerajinan, serta atraksi permainan tradisional rakyat setempat.
Danau Poso ini bisa dijadikan serangkaian dengan kunjungan ke Tana Toraja.