Find Us On Social Media :

Selat Lembeh, Surga Pecinta Makro Bawah Air

By Agus Surono, Rabu, 17 September 2014 | 08:00 WIB

Selat Lembeh, Surga Pecinta Makro Bawah Air

Intisari-Online.com - Jika Anda penyuka fotografi makro sekaligus penyelam, maka Selat Lembeh adalah surga bagi Anda. Dijamin puluhan, bahkan ratusan frame, tak cukup memindahkan keindahan bawah air ke permukaan.

Selat Lembeh hanyalah segaris perairan yang memisahkan daratan Sulawesi Utara dengan Pulau Lembeh. Begitu sempit selat itu dan tidak terlihat istimewa. Akan tetapi, di bawah selat tersimpan "rumah" dengan sejuta rahasia alam bawah laut.

Selat Lembeh merupakan bagian dari wilayah Pulau Lembeh, Kota Bitung, di Provinsi Sulawesi Utara. Perairan sepanjang 16 kilometer dan lebar 1-2 kilometer tersebut setidaknya memiliki 88 lokasi titik selam. Meskipun tidak seterkenal Taman Nasional Bunaken (TNB) namun keanekaragaman hayati Selat Lembeh patut diperhitungkan.

Menyelam di Selat Lembeh menjadi keasyikan tersendiri. Relatif tidak ada arus. Kedalaman penyelaman antara 15 - 25 meter. Suhu bervariasi sepanjang tahun, yakni 24 - 30 derajat Celcius. Jarak pandang juga baik, berkisar dari 4 meter sampai 20 meter jika Anda beruntung.

Yang membuat selat ini istimewa, seperti ditulis indonesia.travel, Selat Lembeh dinilai sebagai situs muck diving terbaik di dunia. Muck diving adalah penyelaman di lokasi dengan dasar laut berpasir.

Ekosistem yang unik tersebut merupakan rumah bagi para nudibranch, flamboyant sotong, mimic octopus hingga ikan frog berbulu. Detail kecantikan mereka yang luar biasa merupakan objek mahal bagi para pecinta fotografi bawah air. Dari sinilah julukan The Mecca of Macro Photographymelekat pada Selat Lembeh.

Selain itu, perairan Selat Lembeh mempunyai peran multifungsi seperti pelabuhanan, transportasi laut lokal, perikanan dan kelautan, kegiatan industri, perkapalan, pariwisata, basis keamanan laut, serta laboratorium alami.

Di tepian Pulau Lembeh terdapat Monumen Tri Komando Rakyat (Trikora) yang bersebelahan dengan Pesawat DC-3 TNI-AU. Monumen dibangun akhir tahun 1980-an untuk mengenang peristiwa bersejarah perebutan kembali Irian Barat dari tangan Belanda. Ketika itu, Pelabuhan Bitung merupakan lokasi pendaratan awal untuk menjalankan misi tersebut. Suasana Selat Lembeh dapat dipotret dari sini.

Berikut beberapa lokasi penyelaman di Selat Lembeh.