Intisari-Online.com - Kenapa kita harus jauh-jauh berlibur ke Toraja sementara di sekitar kita masih banyak destinasi wisata yang belum tersentuh? Pertanyaan itu kerap terlontar di benak kita, tapi paparan berikut akan menjawab alasan kenapa kita harus pergi ke Toraja.
Seperti dilansir dari Kompas.com, hinggai 2013, Dinas Pariwisata Kabupaten Tana Toraja mencatat pelonjakan 30 persen kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 19.324 orang dibanding tahun 2012. Itu belum yang domestik yang angkanya meningkat 100 persen dari 2013 ke 2013.
Setidaknya ada 10 alasan kenapa kita harus ke Tanah Para Raja ini:
- Melihat mayat berjalan alias Ma’Nene.
- Melihat upacara pemakanan khas Toraja Rambu Solo.
- Uji nyali di Londa.
- Mengunjungi kuburan bayi yang ditanam dalam pohon.
- Taman Seratus Menhir.
- Terdapat kerbau seharga Rp1 miliar bernama Tedong Saleko yang adalah kerbau endemik Toraja. Ia sangat sulit didapat dan mahal karena digunakan untuk ritual keagamaan.
- Rumah Tongkonan yang ikonik.
- Toraja menempati urutan kelima di situs Trip Advisor.
- Menyaksikan Festival Lovely December 2014.
- Liburan sepuasnya.
Jika ditilik dari disiplin antropologi, Tana Toraja merupakan salah satu tempat konservasi peradaban budaya Proto Melayu Austronesia yang masih terawat hingga kini. Untuk “menjaganya”, pemerintah Indonesia mengajukan kawasan wisata di Sulawesi Selatan ini ke UNESCO untuk menjadi situs warisan dunia sejak 2009.
Keeksotisan, keunikan, dan ragam budaya Toraja rasanya lebih dari cukup untuk menjadi alasan kenapa kita harus pergi ke Toraja. Meski demikian, saat pergi ke Toraja, jadilah wisatawan yang baik dengan tidak merusaknya dan mengotorinya.