Find Us On Social Media :

10 Seniman Yogyakarta Gelar Pameran Lukis Sinkronisitas

By Ade Sulaeman, Rabu, 6 Mei 2015 | 18:00 WIB

10 Seniman Yogyakarta Gelar Pameran Lukis Sinkronisitas

Intisari-Online.com - Dua atau lebih peristiwa yang bermakna dan saling terkait, terencana secara kosmis. Bukan sekadar kebetulan, tidak juga harus muncul karena sebab akibat. Fenomena itu yang diusung 10 seniman Yogyakarta dari lintas generasi untuk menggelar Pameran Lukis Sinkronisitas di Ludens Art Space, Yogyakarta, 9-16 Mei 2015 ini.

Para pelukis yang akan menampilkan karyanya dalam pameran itu adalah Jihan Narantaka, Doddy Setiawan, Isna Attin Felayati, Milpi Chandra, Yoko, Ricky Anggi Mahardhika, Hery Gaos, Elang Sutajaya, Bunga Windu JS, Alvin Rian, Taufik Hidayat, dan Dede "Arock" Suwidnya.

Sebuah kebetulan juga jika para peserta pameran itu dari lintas angkatan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Tak ubahnya sebuah kebetulan jika kemudian Hery Gaos yang merupakan non-ISI ikut bergabung dalam pameran tersebut.

Karya-karya mereka dilabeli judul "Ya Ini Ya Itu" (Alvin Rian), "Too Far Away (Bunga Windu JS), "Rindu Rimbun" (Hery Gaos), "Road of Life" (Yoko), "Ada Yang Lain" (Attin Felayati), "Masih Bisa di Masanya' (Milpi Chandra), "Related from the Start" (Taufik Hidayat), "Imbas" (Elang Sutajaya), "Kita yang Lain" (Ricky Anggi Mahardhika), "Indigreen' (Jihan Narantaka), dan "Dialog" (Doddy Setiawan).

"Pameran ini mencoba merepresentasikan konsep sinkronisitas dari Carl Jung dalam sebuah bingkai karya dua dimensi. Pameran ini merupakan kekayaan perspektif yang disuguhkan oleh para seniman tentang bagaimana konsep sinkronisitas masuk ke dalam bagian proses berkarya mereka, serta cara mereka menjelaskan sinkronisitas sesuai dengan proses estetika yang mereka jalani," jelas Ricky Anggi Mahardhika, salah satu seniman penampil pameran

Peserta pameran lain, Yoko menambahkan, "Gagasan ini juga diwarnai eksplorasi material yang digarap matang. Pameran ini merupakan momentum kehadiran sekaligus kembalinya semangat baru para pameris, serta bagaimana intuisi dimainkan oleh mereka secara maksimal."

Ia menjelaskan, mulai dari isu ekologi hingga kondisi sosial politik negara ini pun tak luput menjadi sorotan gagasan yang mereka usung dengan tidak meninggalkan konsep sinkronisitas sebagai kerangka tema pameran ini.