Find Us On Social Media :

Menjadi Pelancong yang Lebih Baik Ala Paulo Coelho (1)

By Lintang Bestari, Selasa, 30 Juni 2015 | 07:00 WIB

Menjadi Pelancong yang Lebih Baik Ala Paulo Coelho (1)

Intisari-Online.com - Paulo Coelho, novelis asal Brazil yang sudahmenghasilkan buku-buku best seller ini sangat menyukai travelling. Baginya, melancong merupakan cara terbaik untuk mendapatkan pembelajaran. Agar perjalanan lebih menyenangkan, Paulo Coelho membagikan sarannya. Inilah cara menjadi pelancong yang lebih baik ala Paulo Coelho:

Hindari MuseumCara ini mungkin terdengar tidak logis. Tapi Paulo mengajak kita untuk berpikir: jika kita berada di tempat baru, bukankah lebih menarik jika meneluri masa sekarang dibanding masa lalu? Paulo berpendapat, orang-orang merasa perlu wajib pergi ke museum karena saat kecil mereka terbiasa ke museum ketika liburan. Tentu saja museum penting, tapi untuk menghemat waktu dan tenaga saat melancong kita perlu tahu apa benar-benar ada hal yang ingin kita lihat di sana.Menghabiskan waktu di barBar merupakan tempat di mana ‘wajah asli’ sebuah kota bisa kita temukan, bukan museum. Orang-orang biasa menghabiskan waktu di bar, untuk menyendiri mamupun untuk bertemu dengan orang lain. Ketika berada di bar, jangan takut ikut perbincangan dengan penduduk asli.

TerbukaPemandu wisata terbaik adalah seseorang yang tinggal di daerah tersebut, mengetahui banyak hal dan bangga akan tempat tinggalnya serta tidak bekerja pada agen travel manapun. Pergilah ke jalan raya, pilih penduduk asli yang bisa kita tanya tentang tempat tujuan kita. Paulo yakin, dengan begitu kita bisa menemukan ‘teman perjalanan’ yang dapat diandalkan.Cobalah bepergian sendiriMenjadi pelancong yang lebih baik menurut Paulo Coelho adalah dengan solo travelling. Mungkin jauh lebih sulit karena tidak akan ada seseorang yang menjaga kita. Namun, hanya dengan cara seperti itu kita bisa benar-benar meninggalkan daerah asal. Bepergian dengan teman-teman tak akan ada bedanya karena tetap berbicara dengan bahasa asli kita. Bahkan, terkadang kita jadi mengikuti keinginan kelompok bukan diri sendiri. (time.com)