Penulis
Intisari-online.com -- Sejak 2017, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) telah menyelenggarakan Gerakan Menuju Smart City (GMSC).
Selama enam tahun pelaksanaannya, yakni 2017 hingga 2023, Kemenkominfo telah membimbing 241 kota dan kabupaten untuk menyusun rencana induk pembangunan berbasis smart city.
Gerakan Menuju Smart City merupakan inisiatif untuk mendorong pengembangan kota dan kabupaten cerdas di seluruh Indonesia. Pemerintah kota dan kabupaten dibimbing untuk menyusun rencana pembangunanyangkomprehensif (masterplan) berbasis enam dimensi kota cerdas, yakni darismart governance,smart branding,smart economy,smart society,smart living, dansmart environment.
Konsepmasterplankemudian dirumuskanke dalamRencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tersebutdan ditinjau kembali melalui program cepat (quick wins).
Baca Juga: Jadi Program Tahunan Kemenkominfo, Apa itu Gerakan Menuju Smart City 2023?
Gerakan Menuju Smart City 2023 secara resmi telah ditutup oleh Kemenkominfo pada Kamis (7/12/2023) diIndonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang Selatan.
Dari pelaksanaan pada 2023, terdapat50 kota dan kabupaten memperoleh penghargaan karena telah berhasil merampungkan rencana induk pembangunan berbasis kota cerdas.
Penghargaan kepada 50 kota dan kabupaten tersebut diserahkan oleh Menteri Kemenkominfo Budi Arie Setiadi kepada para bupati dan wali kota.
“Penghargaan ini kami berikan sebagai bentuk apresiasi terhadap kota dan kabupaten yang sukses mengadaptasi teknologi untuk kesejahteraan masyarakat,” ujar Budi dalam kata sambutannya.
Sebagai informasi, Gerakan Menuju Smart City juga turut didukung oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dan Kementerian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR).
Dukungan juga diberikan kepada Kementerian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian), dan Kantor Staf Presiden (KSP).
"Kendaraan" untuk mewujudkanIndonesia Emas 2045
Gerakan Menuju Smart City yang akan mendorong kota, kabupaten, dan ke depan, provinsi, untuk bertransformasi menjadi lebih digital dan cerdas. Diharapkan, Gerakan Menuju Smart City dapat menjadi "kendaraan" menuju Indonesia Emas 2045, yakni 100 tahun usia Indonesia.
Pada tahun tersebut, ditargetkan Indonesia sudah menjadi negara maju, modern, dan sejajar dengan negara-negara adidaya di dunia.
Hal tersebut disampaikan dalam diskusi panel "Peran Gerakan Menuju Smart City dan SmartProvince Menuju Indonesia Emas 2045” yang menghadirkan Bupati Gunungkidul Sunaryanta, Wali Kota Surabaya Edi Cahyadi, dan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kadiskominfo) Surakarta Henny Emma, dan Co-Founder PT INOVASI Alfian Lumanto.
“Harapan di Indonesia Emas 2045 seperti peningkatan kesejahteraan warga, peningkatan kualitas SDM, serta konsep pembangunan berkelanjutan, pada dasarnya sama dengan tujuan besar Gerakan Menuju Smart City,” ungkap Wisnu Nugroho, Managing Editor InfoKomputer yang hadir sebagai moderator di acara ini.
Baca Juga: Berkat Inovasi Smart City, 7 Kota dan Kabupaten Ini Berhasil Sabet Penghargaan dari Kemenkominfo
Contoh nyata relevansi kota cerdas dan Indonesia Emas 2045 tecermin dari Kota Surabaya.Seperti diungkap Wali Kota Surabaya, Edi Cahyadi, pendekatan kota cerdas digunakan untuk menciptakan transparansi data dan proses di pemerintahannya.
“Bahkan Ketua RT tahu berapa jumlah keluarga miskin, berapa jumlah anak sekolah, berapa anak yang ikut sinau bareng, dan data lainnya,” ungkap Wali Kota Surabaya, Edi Cahyadi.
Keterbukaan data ini meningkatkan kepercayaan publik atas kinerja pemerintahan, sehingga muncul bibit kolaborasi yang krusial dalam mewujudkan kehidupan kota yang sehat.
Sementara Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, menyebut pendekatansmart brandingberhasil meningkatkan kunjungan wisata ke wilayahnya.
“Tahun ini kami proyeksikan ada sekitar 2,7 juta wisatawan yang mengunjungi wilayah kami,” ungkap Sunaryanta.
Satu hal yang menarik, kata Sunaryanta, peningkatan jumlah obyek wisata dan pemasarannya sebagian besar terjadi secara organik memanfaatkan ekosistem digital yang sudah ada.
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul pun secara gigih mendorong peningkatan literasi warganya. Setiap ada kegiatan masyarakat, seperti KKN atau riset, ada tiga topik utama yang diprioritaskan, yaitu Bahasa Inggris, fisika, dan matematika.
“Karena ketiga ini adalah dasar dalam menyambut perubahan di masa mendatang,” ungkap Sunaryanta.
Sementara Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surakarta, Henny Emma, menyebut tiga prinsip utama dalam mewujudkan kota cerdas di wilayahnya, yaitupolicy, service,danbureaucracy.
“Yang dimaksudpolicyadalah perumusan kebijakan selalu mengedepankan kebermanfaatan kepada masyarakat,” ungkap Henny.
Sementara itu, menurutnya,servicedanbureaucracymerujuk pada sistem pelayanan yang terintegrasi, cepat, dan mudah.
Provinsi cerdasTahun ini Kementerian Komunikasi dan Informatika RI juga menggulirkan Gerakan Menuju Provinsi Cerdas. Dua provinsi, yaitu Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta, dipercaya menjadi pionir di Gerakan Menuju Smart Province.
Tema utama dari kedua provinsi ini adalah munculnya super apps yang menjadi pusat pelayanan publik di Jawa Barat maupun DIY. Di Jawa Barat, super apps ini hadir dengan nama Sapawarga.
“Karena terintegrasi dengan berbagai layanan, Sapawarga ini akan memudahkan warga dalam mengakses layanan publik,” ungkap Kepala Diskominfo Jawa Barat, Ika Mardiah. Integrasi juga dilakukan di sisi backend, sehingga proses perencanaan dan eksekusi terjadi secara digital dan memudahkan pengawasan.
Baca Juga: Begini Inovasi Sejumlah Kota di Sumatera Mendukung Gerakan Menuju
Hal serupa juga diungkap Wakil Gubernur Yogyakarta, Paku Alam X RM Wijoseno Hario Bimo. Pemerintah Provinsi DIY juga mengadopsi konsep super apps untuk memudahkan kolaborasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.
“Meski mulai memanfaatkan digitalisasi dalam berbagai aspek, tetapi kami tetap tidak melupakan budaya dan kearifan lokal,” ungkap Paku Alam X.
Dengan bergulirnya Gerakan Menuju Smart Province ini, diharapkan pembangunan kota dan kabupaten cerdas di Indonesia bisa semakin merata.
“Kami berkomitmen untuk terus mendampingi seluruh kota dan kabupaten agar bisa bertransformasi secara merata. Dengan begitu, masyarakat bisa tetap betah hidup di daerah tersebut karena dirasa lebih sejahtera dan bahagia,” ungkap, Direktur Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Semuel Abrijani Pangerapan.