Penulis
Intisari-Online.com -Dalam banyak hal, kota dan desa mempunyai perbedaan yang sangat mencolok.
Kota melulu diidentikkan dengan cara hidup yang serba cepat, gegas, dan serbasibuk, sementara desa dikenal dengan kehidupannya yang tenang, teduh, dll.
Secara umum, apa karakteristik daerah perkotaan dengan daerah perdesaan? Apa yang berbeda dari kedua karakteristik itu?
Meski punya banyak yang saling bertolak belakang, kota dan desa sejatinya dua entitas yang saling terkait satu dengan yang lain.
Keterkaitan dan hubungan timbal balik itu terutama dalam bidang ekonomi.
Tanpa hubungan timbal balik di antara keduanya, akan sulit terjadi pertumbuhan ekonomi.
Misalnya hasil panen dari pedesaan, kemudian dikirimkan ke kota.
Sehingga petani desa mendapat keuntungan, dan masyarakat kota pun terpenuhi kebutuhannya.
Kota dan desa memiliki tujuh perbedaan.
Hal ini bisa dilihat dari berbagai faktor, mulai dari kepadatan penduduk hingga corak kehidupannya.
Berikut perbedaan kota dan desa:
Kepadatan penduduk
Perbedaan kota dan desa yang paling menonjol adalah kepadatan penduduknya.
Walau tidak ada ukuran atau jumlah yang pasti, namun secara jelas terlihat bahwa kota memiliki kepadatan penduduk yang lebih tinggi dibanding dengan desa.
Karena sebagian besar masyarakat desa akan berpindah ke kota untuk mengadu nasib, dengan harapan kesempatan kerjanya jauh lebih besar.
Kepadatan penduduk juga memengaruhi pola pembangunan perumahan, di mana bangunan di kota cenderung ke arah vertikal, sedangkan di desa lebih ke arah horizontal.
Lingkungan hidup
Lingkungan hidup di desa biasanya masih bersinggungan dengan alam bebas, sehingga wilayahnya lebih didominasi ruang terbuka hijau.
Kondisi tersebutlah yang mengarahkan masyarakat desa pada sistem ekonomi yang cenderung agraris atau pertanian.
Kondisi lingkungan hidup di desa sangat berbeda dengan perkotaan, yang lebih didominasi bangunan tinggi, lapisan beton, dan aspal.
Sadar atau tidak, kondisi lingkungan hidup ini juga memengaruhi tingkat kebersihan udara dan suasana yang ditimbulkan.
Udara di desa cenderung bersih dan segar, serta memiliki suasana yang tenang.
Sedangkan udara di kota cenderung panas dan kotor karena polusi udara, serta suasananya bising.
Sistem perekonomian
Sistem perekonomian di desa dan kota berkaitan dengan aspek mata pencarian masyarakatnya.
Selain lingkungan hidup, tingkat kepadatan penduduk dan ketersediaan lahannya juga mendorong sektor perekonomian primer untuk masyarakat desa.
Sektor perekonomian primer yang berkembang di desa, antara lain pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, dan peternakan.
Tingkat kepadatan penduduk dan kurangnya ketersediaan lahan di kota mendorong sektor perekonomian sekunder, seperti industri, dan sektor perekonomian tersier seperti jasa.
Stratifikasi sosial
Perbedaan kota dan desa juga terletak pada stratifikasi sosialnya.
Sistem perekonomian yang berbeda juga mendorong adanya perbedaan stratifikasi sosial untuk masyarakat desa dan kota.
Sektor ekonomi sekunder dan tersier yang lebih berkembang di kota, pasti memerlukan banyak keahlian khusus dan spesifik, dibanding kebutuhan sektor perekonomian primer.
Karena itulah jenis lapangan pekerjaan di kota juga relatif lebih banyak atau bersifat heterogen, sehingga menyebabkan perbedaan penghasilan masyarakat desa dan kota.
Kondisi tersebut mengakibatkan perbedaan yang mencolok antara yang kaya dengan yang miskin di kota.
Corak kehidupan
Corak kehidupan di desa relatif homogen, atau hanya memiliki satu macam latar belakang yang sama.
Kehidupan di desa juga cenderung sama dari waktu ke waktu, karena adanya nilai dan norma yang masih terus dijadikan pedoman.
Berbeda dengan desa, corak kehidupan di kota lebih heterogen.
Penduduk kota biasanya berasal dari latar belakang yang berbeda.
Sehingga nilai dan norma yang ada di kota gampang memudar, karena mudah terjadi perubahan dan perkembangan sosial.
Pola interaksi
Perbedaan kota dan desa yang selanjutnya adalah pola interaksi.
Pola interaksi di desa dan kota juga cenderung berbeda, di mana biasanya masyarakat kota tidak memiliki hubungan kekeluargaan dengan masyarakat sekitarnya.
Hal ini mendorong masyarakat kota tidak terbiasa bergantung pada orang lain.
Oleh sebab itu, sifatnya cenderung individualis dan bersifat rasional.
Berbeda dengan kota, masyarakat desa cenderung mudah membangun atau memiliki hubungan kekeluargaan dengan masyarakat sekitar.
Masyarakat desa biasanya lebih menekankan pada unsur saling bergantung satu sama lain, dan kebersamaan.
Solidaritas sosial
Pola interaksi di desa cenderung mementingkan unsur kekeluargaan dan kebersamaan.
Sehingga akan menghasilkan keserasian dan kesatuan sosial.
Kondisi tersebut membuat solidaritas sosial di desa menjadi tinggi, karena masyarakatnya biasa bergantung satu sama lain.
Ini juga memengaruhi penyelesaian masalah di desa yang lebih ke arah musyawarah atau kekeluargaan, dan konflik atau masalah sosial yang berusaha dihindari.
Berbeda dengan desa, penyelesaian konflik di kota cenderung mengarah pada sifat formal, dan bukannya musyawarah bersama.
Kondisi tersebut juga disebabkan karena masyarakatnya yang bersifat individualis dan lebih mementingkan kepentingan pribadi.
Sehingga faktor terjadinya masalah sosial lebih mudah muncul di kota dibanding di desa.
Dengan demikian, solidaritas sosial juga termasuk salah satu perbedaan kota dan desa.