Find Us On Social Media :

Liburan Natal dan Tahun Baru di Yogyakarta ala Intisari: Puncak Suroloyo sebagai Soneta Empat Gunung

By Moh Habib Asyhad, Senin, 21 Desember 2015 | 15:45 WIB

Liburan Natal dan Tahun Baru di Yogyakarta ala Intisari: Puncak Suroloyo sebagai Soneta Empat Gunung

Intisari-Online.com - Di Yogyakarta ingin naik puncak tapi tidak punya banyak waktu? Tenang saja, datanglah ke Puncak Suroloyo. Meskipun sedikit sulit untuk naik ke sana, namun begitu sampai di puncak, sepertinya lupa dengan ketidakmudahan tadi. Pemandangannya benar-benar indah.

Untuk mencapai puncak kita harus melewati jalan kecil berliku dengan jurang di sisi kanan-kirinya. Bisa dilalui motor, tapi untuk mobil harus lebih berhati-hati karena lebar jalannya tiga meter saja. Tapi jangan salah, pemandangan di sekitar sini sangat indah.

Pemandangan khas Pegunungan Menoreh yang berbatu dan bertanah merah didominasi oleh tanaman keras. Jika sukses menaklukkan jalanan sempit berkelok, masih ada tantangan lain: tangga menuju Puncak Suroloyo, yang konon katanya berjumlah seribu undakan. Bagi beberapa orang, tempat ini terkesan mistis tapi indah.

Ada tiga pendopo di Puncak Suroloyo. Pendopo pertama ialah Pertapaan Suroloyo, yang berlokasi di paling bawah dibandingkan dua pendopo lainnya. Dari pendopo ini kita bisa melihat Borobudur. Kabarnya, di sini Raden Mas Rangsang alias Sultan Agung mendapatkan petunjuk dari Yang Maha Esa mengenai masa depan Mataram di Tlatah Jawa.

Pendopo kedua terletak sekitar 200 meter di arah barat. Dari sini kita bisa melihat gunung kembar Sindoro dan Sumbing, juga hamparan perkebunan teh yang menghijau di kaki-kakinya. Sementara pendopo ketiga harus naik 200 meter lagi. Diberi nama Pertapaan Kaendran, dari sini samar-samar kita bisa melihat warna biru bertabrakan dengan warna abu-abu. Itulah Pantai Glagah di Kulonprogo.

Jika ditarik garis lurus, Puncak Suroloyo dianggap sebagai titik temu antara empat gunung: Merapi, Merbabu, Sindoro, dan Sumbing. Ia dianggap sebagai kiblat pancering bumi, titik pertemuan dari gunung-gunung di Jawa; menjadi pengikat sekaligus tempat suci bagi beberapa kalangan dan tentu tempat yang menyenangkan bagi penggemar jalan-jalan dan foto-foto.

Sementara bagi penggemar durian, durian menoreh juga tak kalah lezatnya. Karena dipetik langsung dari pohonnya, kemungkinan harganya relatif lebih murah.

Jika ingin ke sana, ada dua rute: lewat Godean dan lewat Magelang. Jika lewat Godean, maka jalurnya, Jalan Godean-Sentolo-Kalibawang. Jika melewati Magelang, maka rutenya, Magelang-Muntilan-Pasar Muntilan-Kalibawang. Sementara dari Yogyakarta, jaraknya kira-kira 1,5-2 jam.