Find Us On Social Media :

Liburan Natal dan Tahun Baru di Yogyakarta ala Intisari: Berkunjung ke Gunung Api Purba di Nglanggeran

By Moh Habib Asyhad, Rabu, 23 Desember 2015 | 06:00 WIB

Liburan Natal dan Tahun Baru di Yogyakarta ala Intisari: Berkunjung ke Gunung Api Purba di Nglanggeran

Intisari-Online.com - Di sisi timur Yogyakarta, berderet Pegunungan Seribu yang merupakan deretan pegunungan kapur purba. Ia membentang dari Gunung Kidul ke Wonogiri dan Pacitan. Naik turun seperti punuk unta. Salah satu bagiannya adalah Gunung Api Purba yang ada di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Gunung Kidul.Untuk mempermudah, kita saja Bukit Nglanggeran. Perlu diketahui, bukit ini kabarnya memiliki 25 sumber mata air yang tak pernih kering meskipun musim kemarau datang.Konon, tempat ini dulunya merupakan tempat persembunyian tentara Jepang. Tak hanya tentara Jepang, kijang, kera, dan burung-burung juga betah tinggal di sini yang memang berudara sejuk. Burung alap-alap juga masih sering muncul di area ini.Di Bukit Nglanggeran banyak medan yang berliku. Tampaknya mudah, tapi perlu kecermatan tinggi. Di Bukit Nglanggeran, banyak cekukan yang berbelok tajam yang terbentuk karena gerusan air hujan selama berabad-abad. Melompat dengan hati-hati adalah cara melintas yang baik.Saat ini sudah ada jalan setapak yang disiapkan oleh pengelola ekowisata ini. Kala dirasa medan kurang menantang, masih ada tebing merayap dan batu cadas sebesar kerbau yang mesti dilewati.Dan untuk diketahui, cerukan inilah yang menjadi andalan tentara Jepang ketika berperang. Mereka bersembunyi di sana, mengintai, dan menghajar musuhnya yang terlena. Tempat ini juga menjadi tempat yang aman untuk beristirahat.Jika beruntung bertemu cuaca cerah, ketika di puncak bukit kita bisa melihat puncak Merapi di sebalah utara. Namanya saja gunung purba, Bukit Nglanggeran dianggap lebih tua dibanding Merapi, meskipun sudah mati. Tak hahya Merapi, seluruh isi Yogyakarta juga akan tampak dari atas puncak bukit ini.Bukit Nglanggeran konon merupakan tempat menghukum warga yang ceroboh merusak wayang. Asal kata ‘Nglanggeran’ adalah ‘nglanggar’ yang berarti melanggar. Ratusan tahun yang lalu, penduduk desa mengundang seorang dalang untuk pesta syukuran hasil panen. Namun warga ceroboh, mereka merusak wayang si dalang. Dalang murka dan mengutuk warga jadi sosok wayang dan dibuang ke Bukit Nglanggeran.Dulu bukit ini hanya ramai dikunjungi warga sekitar. Tapi berkat promisi besar-besaran, dari mulut ke mulut, nama Nglanggeran mulai dikenal secara lebih luas, terlebih oleh para pecinta alam dan penyuka petualangan. Tiap akhirnya pekan, banyak ditemui tenda-tenda berdisi di sekitar bukit itu.Bukit ini terletak tidak jauh dari Kota Yogyakarta. Dari Yogyakarta menuju ke arah Piyungan, naik ke arah Patuk. Saat menemukan perempatan Patuk, belok ke kiri, jalan naik terus menembus dataran pohon kakao.Sesampainya di Puskesmas Patuk II atau Puskesmas Tawang, belok ke kanan. Ikuti terus jalan hingga menemui sebuah pendopo di pinggir jalan, maka itulah pintu masuk Bukit Nglanggeran.