Mengunjungi Berastagi, Salah Satu Kota Terdingin di Indonesia

Tika Anggreni Purba

Penulis

Mengunjungi Berastagi, Salah Satu Kota Terdingin di Indonesia

Intisari-Online.com–Erupsi Gunung Sinabung yang tak kunjung berhenti memang memberi banyak dampak kurang baik. Salah satunya adalah industri pariwisata di kota Berastagi, Tanah Karo, Sumatera Utara juga terkena imbasnya.

Debu vulkanik dari erupsi gunung Sinabung memang kerap menerpa Berastagi. Lantas, apakah kota yang disebut-sebut sebagai salah satu kota terdingin ini kehilangan pesonanya? Tentu saja tidak sepenuhnya. Berastagi masih memiliki daya tarik tersendiri yang mengundang wisatawan dari berbagai daerah untuk berkunjung. Walau udaranya menjadi sedikit terganggu dengan debu, kita tidak perlu ragu untuk menikmati kesejukannya. Bahkan belakangan ini Berastagi ramai diserbu pengunjung.

Berastagi terletak di dataran tinggi, Tanah Karo. Udara sejuk (di bawah 20 °C) mulai terasa mulai dari perbatasan kabupaten Deli Serdang dan Tanah Karo. Jika udara sangat dingin, daerah penatapan (perbatasan kabupaten tadi) akan dipenuhi kabut tebal. Di saat seperti itu adalah waktu yang tepat untuk menghangatkan tubuh dengan jagung rebus dan kopi panas di Penatapan sambil menikmati pemandangan alam yang asri. Seterik-teriknya matahari di Berastagi, suhu udara tak akan melebihi 30°C)

Jika melanjutkan perjalanan menuju kota, kita dapat menemukan kebun bunga di sepanjang jalan kanan dan kiri yang menyegarkan mata. Kebun bunga ini biasanya memiliki bunga-bunga yang jarang ditemukan di daerah lain. Selain itu kita bisa dimanjakan dengan kebun strawberry yang dapat dipetik sendiri sampai puas. Untuk satu kilogramnya dikenakan biaya Rp60rb-90rb.

Sekitar dua kilometer sebelum kota Berastagi dari arah Medan, sebuah bukit dengan hamparan rumput yang luas menyambut. Namanya Bukit Kubu, biasanya orang-orang menghabiskan waktu bersama keluarga disini untuk piknik sembari bermain layangan.

Di pusat kota kita akan disambut oleh Tugu Perjuangan, yang menggambarkan kisah perjuangan merebut kemerdekaan di Tanah Karo tempo dulu. Kini kota ini bertambah ramai seiring kemajuan dan peradaban. Sebelum menuju bukit Gundaling yang fenomenal itu, tak boleh lupa singgah ke Pasar Bunga dan Buah, warga Berastagi lebih sering menyebutnya dengan “Pajak Buah”.

Pasar yang terletak di pusat kota ini memang menjadi pusat belanja oleh-oleh di Berastagi. Mulai dari Jeruk, Alpukat, Strawberry, Manggis, Pepino, Markisa, Kasemak, dan berbagai jenis mangga ada di pasar buah ini. Untuk harganya relatif terjangkau dibanding membeli buah di supermarket. Selain buah, pedagang juga menjual jenis umbi-umbian seperti talas, ubi kayu, ubi jalar, ubi ungu dan kentang. Sama seperti namanya yaitu Pasar Bunga dan Buah, kita dapat menemukan lagi berbagai jenis bunga hias disini. Kaktus-kaktus mini, Mawar hingga Anggrek juga disukai turis. Karena dibuat di pot-pot kecil, wisatawan tak perlu repot membawanya sekembalinya dari Berastagi.

Pecinta binatang peliharaan juga bisa menemukan hamster yang lucu, kelinci dan juga bayi anjing di pasar ini. Tak hanya itu, sesekali ada juga ada beranekaragam burung yang dijual.

Semakin malam semakin dingin, pesona kota malah makin menjadi. Mendadak jejeran tenda-tenda penjual makanan akan berjejer di sepanjang trotoar. Pantas saja namanya disebut “pasar kaget”. Pasar Kaget menyajikan berbagai menu makanan yang cocok di udara dinginnya malam. Misalnya kerang rebus, putu bambu, satai kambing, nila bakar, hingga makanan berat lainnya. Wah, suasana Berastagi memang benar-benar meneduhkan.