Ternyata Kita Juga Perlu Pakai Tabir Surya saat Naik Pesawat

Ade Sulaeman

Penulis

Ternyata Kita Juga Perlu Pakai Tabir Surya saat Naik Pesawat

Intisari-Online.com - Saran untuk mengenakan tabir surya di pesawat kedengarannya memang tidak familiar, ketimbang mengenakan tabir surya saat Anda berlibur ke pantai.

Namun, menurut dermatolog Marc Glashofer, M.D, dari American Academy of Dermatology, jika Anda bepergian dengan pesawat pada jam 10 pagi hingga 4 sore, dan mendapatkan kursi tepat di sebelah jendela, memakai tabir surya pada tubuh dan wajah akan menghindari Anda dari luka bakar pada kulit yang berefek buruk.

“Ada dua jenis ultraviolet (UV) yang berbahaya, yaitu sinar UVB yang menyebabkan kulit bagian luar terbakar—menjadi lebih gelap dan kusam—serta UVA yang lebih menakutkan, sebab bisa membakar kulit Anda pada tingkat yang lebih dalam dam berpotensi menyebabkan kanker kulit bila terpapar lama dan sering,” lanjut Glashofer.

Bahkan, sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam JAMA Dermatology menemukan, hanya butuh waktu satu jam bagi sinar UV untuk meradiasi kulit para pilot di ketinggian 30.000 kaki, jumlah yang sama dari radiasi UV yang akan didapat setelah terpapar sinar matahari langsung selama 5 jam lebih.

Jadi apa yang dapat Anda lakukan untuk melindungi efek buruk sinar matahari di ketinggian? "Saya menyarankan untuk menutup jendela pesawat kala hari cerah, atau mengenakan tabir surya bila Anda ingin menikmati pemandangan langit," kata Joel Cohen, M.D., direktur AboutSkin Dermatology, dan juru bicara American Academy of Dermatology.

“Sangat penting untuk dipahami bahwa awan dapat memantulkan sinar UV juga, yang dapat merusak kulit.”

Untuk mendapatkan perlindungan dari bahaya sinar matahari di ketinggian, Anda bisa menggunakan tabir surya dengan spektrum luas 30-SPF yang akan melindungi kulit dari paparan jahat UVA dan UVB. Bila perjalanan membutuhkan waktu lama, kenakan kembali setiap dua jam, kata Cohen.

Daerah yang perlu diberi tabir surya ialah punggung tangan, lengan, dan telinga, kata Glashofer. Anda mungkin tidak menyadarinya, tetapi daerah tersebut merupakan yang paling sering terpapar dan sensitif.

(kompas.com)