Find Us On Social Media :

Menghijaukan Bekas Tambang

By Agus Surono, Selasa, 22 November 2011 | 14:30 WIB

Menghijaukan Bekas Tambang

Intisari-Online.com - Tambang terbuka seperti penambangan batu bara di Muaraenim akan meninggalkan lubang raksasa yang jika tidak dikelola akan menghasilkan danau tanpa "kehidupan". Tanpa pengelolaan yang berwawasan lingkungan, kota tambang akhirnya menjadi kota mati begitu tambang habis.Menghindari stigma kota mati itu, PT Bukit Asam (PT BA) melakukan rehabilitasi pada bekas tambangnya. Salah satunya adalah penampung limbah lumpur batubara. Ketika penambangan berakhir dan perusahaan memindahkan aktivitas ke lokasi lain, kolam pun menjadi tidak aktif.Setelah limbah lumpur mengendap, petugas PT BA menetralkan kadar asam pada air kolam dengan menaburkan bubuk kapur. Kolam pun semakin penuh air dan menjadikannya seperti danau. Setelah kadar asam dan kandungan logam normal, kolam dijadikan tempat budidaya ikan. Kini, penduduk sekitar menggantungkan hidup pada budidaya ikan.Tak hanya kolam yang direhabilitasi. Akan tetapi juga lahan bekas eksploitasi. Jika menyusuri kawasan tambang batubara kita tak menyadari bahwa salah satu "hutan" yang ada di sana adalah hasil rehabilitasi. Tak terlihat lubang-lubang raksasa menganga bekas tambang batubara. Yang ada bukit hijau penuh dengan pohon akasia, mahoni, dan kayu putih.Betapa reklamasi bekas lahan tambang diperhatikan sudah dimulai ketika menggali lubang untuk lahan tambang. Humus pada permukaan tanah tidak dibuang sembarangan, tapi dikumpulkan di suatu tempat dan nantinya dikembalikan ketika lahan tambang tersebut sudah habis.Untuk mendanai proyek lingkungan itu, PT BA menyisihkan Rp 4.200,- dari setiap ton produksi. Dengan produksi 12 juta ton batubara, bisa dibayangkan berapa dana lingkungan yang bisa dikumpulkan. Ke depan PT BA memang ingin menjadikan bekas tambang Muaraenim menjadi Tahura Muaraenim.