Find Us On Social Media :

Cara Jepang Hemat Energi

By Agus Surono, Sabtu, 3 Desember 2011 | 01:00 WIB

Cara Jepang Hemat Energi

Intisari-Online.com - Sejak terjadi tsunami 11 Maret 2011 yang merusakkan PLTN Fukushima, Jepang mengalami krisis energi. Mengatasi hal itu, Menteri Lingkungan Hidup Jepang, Ryu Matsumoto, meluncurkan kampanye kebijakan Super Cool Biz. Intinya, Jepang membebaskan karyawan kantoran berpakain kasual. Tidak lagi pakai kemeja dan dasi. Bahkan membolehkan mereka bekerja di rumah.Kebijakan ini merupakan kelanjutan dari kebijakan sebelumnya yang dicanangkan oleh Yuriko Koike tahun 2005 saat menjabat Menteri Lingkungan Hidup. Ia menghimbau agar perusahaan dan kantor pemerintahan mengurangi pemakaian listrik dengan cara menaikkan suhu pendingin udara (AC) hingga 28%. Sebagai gantinya, karyawan boleh menggunakan pakaian kasual agar tidak kegerahan.Langkah ini ternyata mampu mengurangi konsumsi listrik perusahaan hingga 15 - 20%. Setiap kenaikan 1oC kebutuhan listrik berkurang hingga 3 - 5%. Otomatis emisi CO2 juga berkurang drastis. Diperkirakan hanya 460.000 ton emisi ternyata hasil pengurangan emisi CO2 selama setahun adalah 1,14 juta ton! Angka ini setara dengan jumlah emisi yang dikeluarkan 2,5 juta rumah tangga per bulan.Apa saja pakaian yang diperbolehkan untuk ngantor? Untuk pria bisa menggunakan kaos polo, kaus aloha, sepatu sneaker. Dalam kondisi tertentu boleh menggunakan celana jin dan sandal. Sedangkan untuk wanitanya, celana panjang khaki, celana panjang putih, dan gaun berbahan dasar poliester. Diwanti-wanti pula untuk membawa kipas angin bertenaga engkol.Tak hanya itu, pada saat musim panas yang menyengat, mereka yang jenis pekerjaan tidak tergantung lokasi bisa melakukan kerja di rumah selama dua bulan. Ryu berharap kebijakan ini akan menjadi peristiwa besar yang mengubah cara hidup dan gaya hidup masyarakat Jepang. Apakah Indonesia mau meniru?  (Intisari November 2011)