Penulis
Intisari-Online.com – Tikus ada di mana-mana, kalau lingkungan rumah kita tidak beres. Kebanyakan rumah di masyarakat kita memang cukup ideal bagi tikus untuk menetap, berpacaran, dan beranak pinak. Kalau kita mengeluh tentang gangguan tikus, hampir selalu pasti kita diberi nasihat klise: Berantaslah tikus sampai tuntas!
Bisakah kita menumpas tikus yang sudah beranak-pinak di rumah kita? Kalau yang diartikan sebagai pembasmian itu menumpas semua tikus yang ada, menurut pengalaman, itu mustahil! Apalagi kalau rumah itu memang ideal bagi tikus. Yang dapat dilakukan ialah mengendalikan jumlahnya sampai tingkat populasi tertentu yang tidak mengganggu.
Pengendalian ini sebaiknya dilakukan secara terpadu, antara pengendalian secara biologis (dengan kucing), kimia (dengan racun kimia), fisik (perangkap dan lem tikus), dan sanitasi lingkungan (penjagaan kebersihan) rumah.
Walaupun kadang kucing kita melempem, tidak mau menyerang tikus – karena mungkin sudah kenyang kita beri makan ketika berpapasan dengan tikus – kehadirannya dalam rumah dan pekarangan membuat tikus-tikus baru yang ingin menambah populasi yang ada tidak jadi mendekat.
Di antara racun (kimia) tikus yang dapat kita beli di pasar, ada yang makin lama makin canggih. Sebaiknya memilih umpan yang baunya merangsang tikus untuk datang dan memakannya, padahal bahan itu mematikan. Tetapi kucing dan racun tidak akan efektif kalau kebersihan lingkungan sekitar rumah tidak dijaga terus-menerus.
Sampah yang ditumpuk sembarangan, sangat disukai oleh tikus. Sebaiknya itu segera dibuang ke tempat sampah, dan tidak dibiarkan mampir dulu di emperan, atau teritis rumah. Tetapi kalau ada sisa barang yang diperkirakan akan tinggal agak lama di rumah Anda, (untuk barang bukti penggantian suku cadang misalnya), sebaiknya disediakan “tempat sampah” yang bebas tikus. Misalnya, tong plastik yang bertutup rapat. Tempat sampah yang sudah lama dan rusak harus diganti baru.
Ke dalam usaha sanitasi lingkungan ini juga termasuk penyimpanan makanan kita sendiri. Makanan mutlak perlu disimpan dalam lemari, dan tidak dibarkan di atas meja. Lemari makan ini (kalau belum disempurnakan) harus dibuat antitikus, dengan pintu yang bisa ditutup rapat, tapi lubang udaranya ditutup dengan anyaman kawat tahan karat. Sampah dan sisa makanan merupakan benda-benda yang menarik kedatangan tikus.
Barang-barang bekas yang ditumpuk di belakang garasi juga perlu dibenahi, jangan sampai letaknya berantakan sampai dapat dijadikan sarang tikus. Sarang tikus juga mereka bangun di ruangan antara lemari dan dinding. Lebih-lebih kalau lemari itu model sekarang, yang tidak berkaki tapi ditutup kayu sampai ke lantai, lalu ditempatkan di pojok ruangan.
Lemari sebaiknya ditempatkan di tengah bidang dinding, bukannya di sudut. Harus ada jarak tertentu yang cukup lebar antara lemari dan dinding supaya pembantu kita mudah menyapu setiap kotoran dan sisa bahan pembuat sarang tikus. Lorong kecil ini perlu diberi kapur barus.
Lemari yang jarang dibuka, sebaiknya juga diinspeksi secara berkala, dan diberi kapur barus, minimal sebulan sekali. Baunya yang menyengat tidak disukai oleh tikus calon penghuni dan pembuat sarang dalam laci. (Intisari)