Find Us On Social Media :

Peneliti Antartika ini Malah Mencemari Alam

By Muhammad Fauzan Aziz, Kamis, 6 Maret 2014 | 07:00 WIB

Peneliti Antartika ini Malah Mencemari Alam

Intisari-Online.com – Di dataran Antartika, terdapat banyak markas penelitian, yang ditempati setidaknya 5,000 orang tiap hari, kebanyakan adalah ilmuwan. Siapa yang sangka, niat baik mereka untuk melakukan penelitian di Antartika, malah menyebabkan masalah polusi.

Dataran Antartika adalah lingkungan yang sangat murni, dataran ini memiliki ekosistem yang masih terjaga keasriannya. Limbah dari markas-markas penelitian ini lah, yang menyebabkan Antartika mengalami masalah polusi, peneliti Antartika ini malah mencemari alam.

Limbah yang paling banyak adalah senyawa tahan api bernama Hexabromocyclodecane atau disingkat HBCD. Senyawa ini biasa digunakan untuk insulasi, membangun material, thermoplastics, dan alat-alat penelitian, termasuk komputer.

Da Chen, peneliti ecotoxicologist dari Southern illinois University, juga beberapa peneliti laut, belakangan ini telah meneliti banyaknya kadar HBCD di markas penelitian Amerika Serikat, McMurdo Station di ujung selatan dari pulau Ross. Mereka juga melakukan penelitian yang sama di sekitar markas New Zealand, dengan menggunakan sampel dari debu dan limbah yang mengendap.

Peneliti juga memakai bagian-bagian makhluk hidup yang sudah tersedimentasi dari area dimana limbah kedua markas tersebut, dibuang. Bagian-bagian tersebut seperti kotoran, materi organik dan anorganik, toksin, endapan lumpur, juga parasit.

Hasil penelitian menunjukan, HBCD terdapat dalam sampel-sampel yang peneliti ambil, meliputi sedimen, buangan dari makhluk hidup, termasuk buangan dari pinguin Adelie, ikan, juga bunga karang dan ulat laut.

Peneliti sudah bisa menebak, jika sedimen yang memiliki kadar HBCD paling tinggi berada di sekitar area dibuangnya limbah. Tetapi hal yang paling mengagetkan adalah tingginya kadar HBCD disana, setara dengan kadar sungai-sungai dalam area padat penduduk di Amerika Serikat dan Eropa.

Mereka telah melaporkan hasil penelitian ini dalam pertemuan Society of Environmental Toxicology and Chemistry tahun lalu, tetapi hasil yang telah mereka dapatkan adalah nihil. (news.nationalgeographic.com)