Penulis
Intisari-Online.com – Pembakaran hutan yang terjadi baru-baru ini menimbulkan kabut asap paling parah di Riau (13/3/2014). Tidak hanya mengganggu manusia, ekonomi, dan keragaman hayati, ternyata kabut asap juga memiliki dampak lebih luas pada ekosistem laut.(Baca juga: Kabut Asap di Riau 'Hilangkan' Pekanbaru)
“Kami melihat bahwa dampak kebakaran hutan dan lahan terhadap ekosistem laut ternyata lebih parah dari yang kita duga. Kita perlu mengatasi keterbatasan informasi ini secepatnya,” ujar Zeehan Jafar dari University of Singapore dan Tse-Lynn Loh dari John G. Shedd Aquarium.
Akibat adanya kabut asap, ekosistem laut menjadi terganggu. Hal itu dikarenakan kabut asap dapat mengurangi masuknya cahaya matahari untuk aktivitas fotosintesis terumbu karang, juga mangrove dan padang lamun.
Selain itu, kebakaran juga dapat menyebabkan eutrofikasi, yaitu meledaknya fitoplankton akibat nutrisi daratan dari pengikisan tanah yang masuk ke laut. Matinya fitoplankton menyebabkan hilangnya oksigen di lautan. Pengikisan tanah juga akan meyebabkan pemutihan karang, sehingga berdampak buruk bagi ekosistem laut.
“Daratan, udara dan lautan sangat terkoneksi. Sadar terhadap dampak langsung maupun tidak langsung bagi habitat perairan akan membantu kita untuk menjaga sumber daya alam ini,” tambah Loh.
“Para ahli berniat untuk melakukan pemulihan ekosistem laut, jika krisis kabut asap ini tidak kunjung selesai. Penangkapan ikan berlebih dan pembangunan pesisir akan dibatasi,” simpul Jafar dan Loh. (mongabay.co.id)