Penulis
Intisari-Online.com -Lupakan Wayan dan lengan robotnya. Mari arahkah fokus kita pada Bina Nusantara Wheelchair (BNW), sebuah kursi roda yang dikendilan otak asli buatan mahasiswa Indonesia. Dua mahasiswa itu adalah Ivan Halim dan Jennifer Santoso dari Fakultas Teknik Informatika Bina Nusantara.
Jika melihatnya sekilas, tidak ada perbedaan berarti antara NBW dengan kursi roda pada umumnya—kecuali kabel-kabelnya yang menjuntai. Tapi coba perhatikan lebih detail; ada sejumlah bagian penting yang terdapat pada kursi roda selebar sekitar 1 meter itu. Ada aki, pengontrol, kabel USB, tombol darurat, motor driver, dan motor DC.
Pengontrol menerima sinyal yang telah diolah untuk diteruskan ke motor driver dan motor DC, memungkinkan perangkat bergerak. Tombol darurat berfungsi untuk menghentikan kerja perangkat dalam kondisi bahaya. Sementara kabel USB berfungsi menghubungkan pengontrol dengan komputer.
Terpisah dengan kursi roda, ada neuroheadset. Bentuknya seperti headset biasa tetapi memiliki 14 tonjolan. Di ujung tonjolan, ada elektroda yang berfungsi menangkap sinyal dari otak dan memperkuatnya. Bagian luar elektroda harus dibasahi dengan cairan elektrolit sehingga membantu menangkap sinyal.
Neuroheadset terhubung dengan laptop via bluetooth. Di dalam laptop itulah tersimpan perangkat lunak yang berfungsi mengolah sinyal. “Otak” BMW tersebut akan menghilangkan noise dan menggolongkan sinyal sesuai kebutuhan sebelum dikirim ke pengontrol.
BNW sendiri tidak hanya bisa bekerja dengan sinyal otak, tetapi juga gerakan leher serta kedipan mata. Pengembangan itu penting sehingga sesuai dengan kebutuhan pengguna. "Kalau tidak mengalami lumpuh total, pengguna masih bisa menggunakan gerakan leher. Jadi menyesuaikan," kata Jennifer.(Kompas.com)