Intisari-Online.com - Akhirnya ada manusia yang memenangkan permainan papan Go melawan porgram AI AlphaGo. Setelah mengalami tiga kali kelahanan beruntun permainan papan catur kuno dari China ini, orang ini mengaku menemukan kelemahan program ini.
Orang itu adalah Lee Sedol. Kemenangan Lee atas AlphaGo ini mengingatkan bahwa masih ada kelemahan dalam program Go-playing yang dikeluarkan Google. Untuk diketahui, program ini dibuat dua tahun yang lalu untuk mengalahkan pemain Go profesional.(Baca juga: Ketika Pertama Kalinya Komputer Mengalahkan Juara Dunia Catur Garry Kasparov)
“Kemenangan ini sangat berharga dan saya tidak akan memperdagangkan ini untuk apa pun di dunia,” ujar Lee, yang merupakan salah satu pemain Go terbaik di dunia, dalam sebuah konferensi pers di Seoul.
Sebelumnya menerima tantangan pertandingan yang dimulai pekan lalu itu, Lee sempat mengatakan bahwa ia tidak mungkin bisa mengalahkan AplhaGo lantaran ia tidak menemukan kelemahan dalam perangkat lunak ini. Tapi setelah pertandingan di hari Minggu, grandmaster Go asal Korea Selatan berusia 33 tahun ini menyebut ada dua kelemahan yang bisa ia manfaatkan untuk memenangkan pertandingan.
Pecatur Go yang telah memenangkan 18 kejuaran international ini mengatakan, ketika ia membuat gerakan tak terduga, AlphaGo menanggapi dengan bergerak seolah-olah program ini memiliki bug—menunjukkan bahwa perangkat tidak memiliki kemampuan untuk merespon kejutan.(Baca juga: Kode rahasia ini akan membantu kita bermain catur di Facebook)
AlphaGo, menurut Lee, juga mengalami kesulitan ketika bermain dengan bidak hitam. Dalam Go, dua pemain bergiliran memainkan bidak/batu hitam dan putih. Seorang pemain dengan batu hitam akan memulai permainan terlebih dahulu.
Lee bermain dengan batu putih pada Minggu itu. pertandingan final sendiri akan dilangsungkan pada Selasa besok. Lee sendiri telah menawarkan diri untuk bermain dengan batu hitam. Jika menang, ini akan menjadi sangat istimewa bagi Lee.