Penulis
Intisari-online.com - Flare adalah alat yang menghasilkan cahaya dan asap yang terang, biasanya digunakan untuk sinyal darurat atau pertunjukan kembang api.
Namun, flare juga bisa menjadi sumber bahaya yang mengancam kesehatan dan lingkungan.
Baru-baru ini, flare menjadi penyebab kebakaran di Bukit Teletubies, salah satu kawasan wisata di Gunung Bromo, Jawa Timur.
Menurut laporan, kebakaran dipicu oleh aktivitas foto prewedding enam pengunjung yang menyalakan flare di area tersebut.
Kebakaran ini menimbulkan kerugian tidak hanya bagi para pengunjung, tetapi juga bagi ekosistem dan keanekaragaman hayati di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Selain itu, flare juga berpotensi membahayakan kesehatan manusia yang terpapar oleh cahaya dan asapnya.
Berikut adalah lima bahaya menyalakan flare yang jarang diketahui:
1.Radiasi Ultraviolet (UV) Tinggi.
Flare menghasilkan radiasi ultraviolet (UV) yang tinggi.
Ini adalah masalah serius bagi kulit kita. Paparan berlebihan terhadap UV dapat menyebabkan kulit terbakar, penuaan kulit, dan bahkan meningkatkan risiko kanker kulit.
2. Gangguan Mata.
Melihat flare secara langsung tanpa perlindungan mata dapat merusak mata kita.
Mata kita sangat sensitif terhadap cahaya yang kuat, dan flare bisa menjadi sumber cahaya yang sangat terang.
Paparan yang berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan mata seperti katarak atau degenerasi makula.
3. Gangguan Pernapasan.
Flare juga dapat mempengaruhi kualitas udara.
Partikel berbahaya yang terkandung dalam asap flare dapat masuk ke dalam sistem pernapasan kita.
Ini bisa mengakibatkan iritasi tenggorokan, batuk, dan bahkan masalah pernapasan yang lebih serius bagi mereka yang memiliki kondisi pernapasan seperti asma.
4. Gangguan Kesehatan Mental.
Terkadang, flare yang terlihat sangat spektakuler dapat menyebabkan kecemasan dan stres bagi beberapa individu.
Rasa takut akan dampak flare pada teknologi dan infrastruktur juga bisa mempengaruhi kesehatan mental.
5. Gangguan Tidur.
Baca Juga: Fenomena Embun Beku di Bromo dan Semeru Viral, Apa Bedanya Dengan Salju?
Flare yang terjadi di malam hari dapat mengganggu tidur kita.
Cahaya yang terang dan tidak alami dari flare dapat mengacaukan ritme tidur kita, membuat sulit untuk tidur nyenyak.
Penting untuk diingat bahwa flare, meskipun indah, memiliki potensi bahaya pada kesehatan kita.
Oleh karena itu, sebaiknya kita tidak menyalakan atau membawa flare ke tempat-tempat umum, terutama ke kawasan konservasi alam seperti Gunung Bromo.
Selain itu, kita juga harus mematuhi aturan dan larangan penggunaan flare yang ditetapkan oleh pihak berwenang.
Dengan demikian, kita bisa menjaga kesehatan dan keselamatan diri sendiri dan orang lain, serta melindungi lingkungan dari ancaman kebakaran.