Find Us On Social Media :

Gejolak Pers di Indonesia saat Majalah Intisari Terbit Pertama Kali

By Ade S, Selasa, 15 Agustus 2023 | 14:33 WIB

Ignatius Haryanto dalam Dialog Intisari: Media Massa, Saksi, dan Penggerak Zamannya? yang diselenggarakan di Bentara Budaya Jakarta, Senin (14/8/2023).

Intisari-Online.com - Majalah Intisari akan menginjak usia 60 tahun tepat pada hari perayaan kemerdekaan ke-78 Indonesia, 17 Agustus 2023.

Namun, pernahkan Anda membayang seperti apa suasana Indonesia kala Intisari pertama kali terbit, 17 Agustus 1963?

Untuk membantu Anda, berikut ini kilasan kondisi Indonesia pada sekitar tahun 1950-an hingga 1960-an yang dipaparkan oleh Igantius Haryanto.

Peneliti media dan pengajar jurnalistik di Universitas Multimedia Nusantara tersebut membedahnya dalam acara Dialog Intisari: Media Massa, Saksi, dan Penggerak Zamannya? yang diselenggarakan di Bentara Budaya Jakarta, Senin (14/8/2023).

Hary memulai ulasan kilas baliknya dengan menggambarkan bahwa pada periode tersebut, belum ada internet maupun media sosial, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia.

Media massa yang masih dominan kala itu masih berupa media cetak. Sementara untuk radio, saat itu Indonesia hanya memiliki Radio Republik Indonesia (RRI).

Lalu bagaimana dengan televisi? Meski sudah muncul pada tahun sebelum Intisari pertama kali terbit, namun penggunannya masih sangat sedikit sekali.

Peristiwa Besar

Hary kemudian melanjutkan pembahasannya dengan mengenang kembali peristiwa-peristiwa penting pada era tersebut.

Mulai dari pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada 27 Desember 1949 hingga berlakunya demokrasi konstitusional pada 18 Agustus 1945 hingga tahun 1959 (diganti oleh demokrasi terpimpin).

Peristiwa-peristiwa lain yang terjadi pada era itu antara lain: 

* Masih terjadi banyak pergolakan di daerah, PRRI Permesta, NII/TII, Republik Maluku Selatan dll* Pemilu pertama Indonesia tahun 1955 * Pembentukan Konstituante sebagai hasil pemilu 1955* Tahun 1959 Sukarno membubarkan Konstituante karena dianggap tidak bisa menyelesaikan pembentukan UUD * Partai politik banyak saling kritik, mengecam lewat polemic di suratkabar