Find Us On Social Media :

Maksud Hati Meneliti Burung, Eh Malah Menemukan Tugu Belanda Kuno

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 28 Januari 2016 | 13:00 WIB

Maksud Hati Meneliti Burung, Eh Malah Menemukan Tugu Belanda Kuno

Intisari-Online.com - Maksud hati meneliti dan mengidentifikasi burung, dua orang peneliti dari Burung Indonesia bersama staf KBSDA Gorontalo malah menemukan tugu Belanda kuno di Cagar Alam Tangale, Gorontalo, Sulawesi Utara. Sepintas, tugu itu tak terlihat jelas namun jika diperhatikan seksama akan tampak tulisan warna hitam.

“Tugu peringatan yang berada di CA Tangale, jaraknya kurang lebih 17 km dari Kota Gorontalo. Menurut informasi warga, tugu Belanda ini dibangun sebagai peringatan atas kematian masyarakat yang membangun ruas jalan Limboto-Kwandang,” kata Panji Ahmad Fauzan, seperti dilansir dari Kompas.com.

Tapi sayang, jalan yang dibangun di zaman Kolonial Belanda itu sudah tidak digunakan lagi dan tertutup dengan pepohonan dan semak belukar. “Informasi masyarakat Desa Buhu, Kabupaten Gorontalo mengatakan jalan masa kolonial Belanda itu sudah kembali menjadi hutan,” papar Panji.

Keberadaan tugu Belanda ini dibenarkan oleh AW Lihu, pemangku adat Limboto. Laki-laki yang kini berusia 80 tahun itu menyebut, pembangunan jalan dari Limboto ke Kwandang dilakukan pada awal abad 20. Pemerintah Kolonial Belanda mengerahkan tenaga kerja yang berasal dari masyarakat di tiap-tiap desa di sekitar Limboto.

“Kakek saya, Haji Arsyad Rahmola adalah Kadli Limboto waktu itu melakukan surat-menyurat dengan Jogugu Limboto, Olii. Dalam surat tersebut menyebutkan soal pengaturan dan jadwal tenaga kerja dalam membangun jalan menuju Kwandang” kata AW Lihu.

Menurutnya, awalnya jalan dari Limboto menuju Kwandang bukanlah yang sekarang ini atau yang dibuat Belanda masa lalu. Namun, dari perempatan desa Yosonegoro jurusan Ombulu lalu menuju Kwandang.

Dalam kebijakan pemerintah kolonial, jalan ini harus segera ditutup karena akan merusak kawasan hutan. Jalan ini dianggap sebagai akses untuk perburuan satwa dan pengambilan hasil hutan lainnya. Atas pertimbangan itu kemudian pemerintah Belanda melakukan kerjasama dengan Jogugu Olii membangun jalan baru.