Penulis
Intisari-Online.com - Para peneliti lama menyelidiki hubungan antara ukuran otak dengan kecerdasan pada binatang. Namun setelah beberapa dekade berlangsung, penelitian ini masih menimbulkan kontroversi. Di samping itu, data-data mengenai eksperimen ini masih sedikit, ujar Sarah Benson-Amram dari Universitas Wyoming di Laramie.
Kemudian, Benson-Amram dan beberapa koleganya menaruh beberapa binatang untuk diteliti. Mereka ingin membuktikan bahwa binatang dengan ukuran otak dan badan yang lebih besar lebih mampu memecahkan masalah.
“Akan selalu ada asumsi bahwa jika Anda memiliki ukuran otak yang lebih besar, Anda akan lebih pintar. Kita tahu bahwa otak merupakan sesuatu yang dapat menimbulkan banyak gairah. Jadi, spesies yang lebih banyak mencurahkan lebih banyak daya untuk otak mereka akan melakukanya karena suatu alasan. Dan alasan itulah yang selalu diasumsikan dengan kecerdasan," jelas Benson-Amram.
Meski demikian, tidak selalu berarti bahwa binatang yang lebih besar adalah pemilik kecerdasan yang lebih tinggi. Meskipun ukuran otak mengikuti ukuran tubuh, misalnnya seperti paus sperma yang memilki berat otak sebesar 9 kilogram, dibanding otak semut yang beratnya hanya 0,00028 gram. Kedua hal tersebut tidak dapat dibandingkan. Kemudian, beberapa binatang juga memiliki ukuran otak yang tidak sebanding dengan berat tubuh mereka, seperti lumba-lumba yang memiliki ukuran otak yang lebih besar dibanding ukuran tubuhnya. Lalu, kuda nil dan paus biru ternyata memiliku ukuran otak yang lebih kecil dibandingkan dengan ukuran tubuhnya.
Benson-Amram dan para peneliti lainnya kemudian melakukan penelitian terhadap 140 kebun binatang yang dihuni oleh mamalia karnivora dengan 39 spesies yang berbeda. Mereka membuat kotak logam yang berat dengan sebuah bilah sehingga hewan bisa melihat dan mencium bau sesuatu yang ada di dalamnya.
Perlakuan khusus diberikan kepada beberapa spesies, misalnya untuk panda, mereka membuat bambu yang dikaitkan. Lalu, hyena harus menyelesaikan teka-teki di perjalanan mereka menuju sepotong daging.
Beberapa binatang menggunakan mulut dan cakarnya untuk membuka pengait dengan cepat dan mudah. Sementara, yang lain akan menyelidiki kotak dengan mengendus dan membalik-balik sebelum membukanya. Setiap binatang mendapat kesempatan sebesar 30 menit untuk membuka kotak. Hasil yang didapat adalah, keluarga beruang, berang-berang, luwak, serigala dan binatang yang kurang terkenal seperti coatis, ringtails dan kinkajous merupakan binatang yang paling sukses membuka kotak.
Benson-Amram mengatakan bahwa ilmuwan telah lama mengaitkan antara kecerdasan dengan ukuran orak namun mereka tidak memiliki banyak data. Sementara, penelitian mereka membuktikan bahwa perbandingan ukuran otak benar-benar faktor yang paling signifikan untuk menyelesaikan masalah.
Studi Benson-Amram merupakan langkah besar ke kedepan karena telah membuktikan bahwa otak yang relatif lebih besar ternyata tidak meningkatkan kemampuan otak untuk memecahkan masalah-masalah baru.(LiveScience)