Peneliti Konservasi Berhasil Menemukan Badak Sumatera di Kalimantan

Okke Nuraini Oscar

Penulis

Peneliti Konservasi Berhasil Menemukan Badak Sumatera di Kalimantan

Intisari-Online.com -Diperkirakan bahwa ada kurang dari 100 Badak Sumatera sekarang yang tersisa di alam liar dan bahkan tidak ada satu pun yang hidup di habitat alaminya lebih dari empat dekade. Namun pekan lalu di Kalimantan, Indonesia, para pelindung hewan (konservasionis) akhirnya berhasil menangkap badak Sumatera betina, supaya dapat dilindungi dari pemburu, dan dirawat.

"Itu hal yang sangat, sangat langka-- menemukan badak Sumatera adalah berita baik mengingat bahwa ada kurang dari 100 Badak Sumatera di dunia,” ujar Simon Stuart, seorang ahli badak dari International Union for the Conservation of Nature.Badak Sumatera juga dikenal sebagai badak bertanduk dua di Asia. Badak Sumatera adalah spesies terkecil dari badak di dunia, tapi beratnya masih berkisar antara 500 sampai 1.000 kg.

Badak Sumatera adalah satu-satunya spesies Badak Asia yang memiliki dua tanduk. Tubuh Badak Sumatera yang berbulu memiliki warna cokelat kemerahan. Jumlah mereka telah menyusut dengan cepat selama beberapa dekade terakhir, diduga karena adanya gangguan pada habitat mereka dan perburuan.Diperkirakan, Badak Sumatera bersembunyi di hutan-hutan di Kalimantan, dan Pulau Sumatera. Para peneliti menduga mereka telah terbagi menjadi tiga populasi terpisah, dan mengalami penurunan populasi sebesar 70 persen selama dekade terakhir. Saat ini ada sembilan ekor Badak Sumatera di kebun binatang di seluruh dunia.Sementara para peneliti telah menangkap tanda-tanda dari Badak Sumatera tersebut melalui kamera intai, jejak kaki, dan kotoran, sampai minggu lalu.Terakhir kali, penelitian dan rekam jejak Badak Sumatera dilakukan pada 1970-an. Dengan memasang perangkap yang aman, peneliti dari pihak konservasi berhasil menangkap seekor Badak Sumatera Betina.

"Ini adalah penemuan yang menarik dan upaya konservasi besar. Kami sekarang memiliki bukti bahwa spesies pernah berpikir punah di Kalimantan masih menjelajah hutan, dan sekarang kita akan memperkuat upaya kami untuk melindungi spesies yang luar biasa ini," kata Efransjah, CEO WWF-Indonesia. Badak betina tersebut diperkirakan berusia antara empat dan lima tahun, dan sekarang akan dikembalikan ke habitat asalnya sekitar 160 km (100 mil) dari tempat dimana ia ditemukan.

Langkah berikutnya adalah untuk meningkatkan upaya menemukan lebih banyak Badak Sumatera di daerah dan mencari cara untuk mengembangbiakkan.

(sciencealert)