Find Us On Social Media :

Penelitian: Kesepian Bisa Menyebabkan Sakit Jantung dan Stroke

By Agra Winona, Minggu, 24 April 2016 | 10:30 WIB

Penelitian: Kesepian Bisa Menyebabkan Sakit Jantung dan Stroke

Intisari-Online.com - Rasa sakit di dada saat anda merasa kesepian bukan cuma perasaan saja. Dalam jurnal Heart, disebutkan bahwa hubungan sosial yang kurang baik ternyata memang bisa melukai jantung. Penelitian ini menggunakan meta analisis dari 23 studi sebelumnya yang melibatkan 181 ribu orang, dengan mengambil data mentah dan dianalisis kembali. Di dalam studi ini terdapat 4.628 kasus penyakit jantung dan 3.0002 kasus stroke. Hasilnya, kesepian atau terisolasi secara sosial berhubungan dengan meningkatnya risiko terkena penyakit jantung sebanyak 29% dan stroke sebanyak 32%. Hasil studi ini mendukung penelitian sebelumnya soal hubungan kesehatan mental dan aspek kesehatan fisik, mulai dari fungsi imun dan menurunnya fungsi kognitif. Besarnya pengaruh kesepian ini tampaknya mirip dengan sumber stres lainnya, seperti kecemasan, tekanan pekerjaan, dan efeknya hampir sama baik pada laki-laki dan perempuan. Nicole K. Valtorta, pemimpin penelitian ini dari University of York mengatakan, mengatasi kesepia dan isolasi sosial mungkin bisa saja memiliki peranan penting untuk mencegah dua penyebab utama morbiditas di negara-negara berpendapatan tinggi. Mengatasinya bisa dengan cara intervensi, program edukasi, aktivitas sosial dan terapi kognisi dan behavioral. Faktor risiko untuk kesepian dan isolasi sosial seperti gender, posisi sosial ekonomi, rasa kehilangan dan status kesehatan memegang kunci untuk mengidentifikasi orang-orang yang dapat mengambil manfaat dari intervensi ini. Walaupun studi ini adalah studi pertama yang menganalisa sistematis data, namun dibatasi oleh fakta bahwa studi-studi yang dianalisis menggunakan kriteria yang berbeda untuk menentukan apakah seseorang memiliki hubungan sosial yang buruk. Beberapa menggunakan kesepian sebagai tolak ukur dan lainnya menggunakan isolasi sosial, atau menggunakan keduanya. Beberapa studi juga sudah terlalu lama, sehingga mungkin saja datanya tidak lagi relevan dengan keadaan sekarang.