Find Us On Social Media :

Apa Saja yang Akan Kita Alami Jika Tinggal di Antariksa?

By Ade Sulaeman, Senin, 23 Mei 2016 | 15:30 WIB

Apa Saja yang Akan Kita Alami Jika Tinggal di Antariksa?

Intisari-Online.com - Lingkungan antariksa berbeda dengan permukaan Bumi. Di antariksa, tak ada gravitasi yang menarik manusia sehingga selalu bisa menginjakkan kaki.

Bagaimana kondisi astronot ketika menjalani misi di antariksa? Bagaimana tubuh beradaptasi dengan lingkungan tanpa gravitasi? Apakah lingkungan luar angkasa juga membawa implikasi pada tubuh manusia?

Sejak lebih dari 50 tahun manusia melakukan perjalanan ke luar angkasa, Badan Antariksa NASA sudah bisa melihat bagaimana efek tubuh manusia saat berada dilingkungan tanpa gravitasi.

Dr. John Charles, Human Research Program Associate Manager untuk International Science mengungkapkan bahwa ada beberapa permasalahan yang dialami oleh astronot - termasuk kita - bila berada di antariksa.

“Saat kamu berada pada medan tanpa gravitasi, cairan ditubuh mulai bergeser dari bagian yang lebih rendah ke bagian tubuh yang lebih tinggi," katanya.

Hal itu disebut Bird Leg Syndrom. Pergeseran cairan menyebabkan astronot punya muka bengkak dan kaki yang kecil. Sindrom ini juga membuat astronot jarang minum. 79 persen astronot mengalami kehilangan selera makan, pusing, dan muntah.

"Kemudian, organ keseimbangan dan bagian dalam telinga tiba-tiba merasakan tidak ada gravitasi yang menarik mereka lagi,” imbuh Charles.

Astronot Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Mike Hopkins, mengungkapkan pengalamannya saat beradaptasi dengan lingkungan antariksa.

“Aku merasa seperti terjatuh, seperti berpegangan kemudian kamu melepaskannya. Itu berlangsung sekitar 24 jam," kata Hopkins seperti dikutip CNN, Jumat (20/5/2016).

"Butuh beberapa saat untuk terbiasa kalau faktanya tidak ada lagi naik turun lagi, butuh waktu untuk membiasakan diri untuk melayang. Seperti belajar berjalan lagi,” imbuhnya.

Hopkins sendiri berada di stasiun internasional luar angkasa (ISS) selama 166 hari mulai dari September 2013 hingga Maret 2014.

Walapun penyesuaian terhadap gravitasi tidak membutuhkan waktu yang lama, permasalahan lain yang muncul adalah kemiringan kepala yang menurun hingga 12-20 derajat karena disorientasi.