Find Us On Social Media :

Festival Lestari 5 Angkat Semangat Raego dan Kebudayaan Lindu

By Fathia Yasmine, Jumat, 30 Juni 2023 | 20:19 WIB

Tari Raego Kulawi menutup Festival Lestari 5

Intisari-Online.com - Sekelompok laki-laki dan perempuan sedang berkumpul dengan berpakaian adat khas Lindu. Mereka saling menjalin tangan di atas panggung dan bergerombol, merapatkan diri satu sama lain.

Para perempuan menggunakan rok bersusun yang disebut haili, dengan atasan berbahan satin yang mengkilap. Mereka juga mengenakan hiasan kepala bebahan manik-manik. Sedangkan para laki-laki memakai pakaian adat dan ikat kepala bernama siga.

Dalam tarian yang disebut raego ini, mereka menari dalam lingkaran sambil menyelaraskan derap kaki dan mengucapkan kata-kata puitis dalam bahasa kuno, Uma. Yang unik, tarian ini tidak diiringi oleh alat musik. Hanya suara nyanyian para penari yang terdengar saling berharmonisasi dan bersahutan.

Tarian raego ini hanya dapat ditemukan di area berbukit Lindu, Desa Kulawi dan Pipikoro, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Meskipun memiliki sebutan yang berbeda-beda seperti Raego, Rego, dan Raigo, ketiganya memiliki makna yang sama, yakni ungkapan terima kasih kepada Yang Maha Esa atas kekayaan alam. Lingkaran yang dibentuk oleh para penari juga melambangkan kebersamaan dan gotong royong.

Tarian raego menjadi penutup Festival Lestari 5 yang diselenggarakan di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah oleh Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL). Filosofi dan semangat dari raego ini mengajak untuk menghargai alam dan mendorong gotong royong dalam menjaganya.

Baca Juga: UMKM Naik Level Lewat Business and Partnership Matching di Festival Lestari

Sepanjang Festival Lestari 5 berlangsung, tepatnya pada 22-25 Juni 2023, sejumlah kerja sama, nota kesepahaman, deklarasi bersama, upaya kemitraan, hingga sumbang aspirasi untuk mendorong pembangunan lestari di Kabupaten Sigi dan wilayah Sulawesi Tengah terjadi.

Anggota masyarakat, baik masyarakat adat, generasi tua, maupun generasi muda, Pemerintah Pusat yang diwakili Kementerian Investasi/BKPM, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, Pemerintah Kabupaten Sigi, pelaku usaha, hingga investor dan mitra-mitra LTKL mencari solusi untuk mempercepat penerapan konsep pembangunan lestari.

Bupati Sigi, Mohamad Irwan Lapatta dalam laporannya menyebutkan, selama pelaksanaan festival, tak kurang dari 15 rangkaian acara berhasil digelar.

Acara mulai dari Forum Bisnis dan Inovasi Berbasis Alam, Telusur Komoditas, Kuliner, dan Wisata Lestari, Community Talks, Partnership dan Business Matching untuk para UMKM, Townhall Muda, hingga workshop dan diskusi-diskusi skala kecil. Adapun total peserta mencapai 700 orang.

Pada kegiatan telusur komoditas, peserta dibawa langsung ke daerah-daerah penghasil seperti kakao, kopi, asiri, dan bambu sebagai proses untuk mendapatkan inspirasi dari budaya dan alam sehingga kemitraan dapat dikonkretkan dengan pelaku budidaya.

Festival untuk semuai itu juga disebutkan melibatkan sedikitnya 150 anak dan lebih dari 500 orang dari kalangan muda, termasuk kerja sama dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama dan sejumlah komunitas masyarakat.