Find Us On Social Media :

Putri Malu, Tanaman Herba Abadi yang Punya Ingatan dan Kecerdasan

By Ade Sulaeman, Jumat, 17 Juni 2016 | 13:30 WIB

Putri Malu, Tanaman Herba Abadi yang Punya Ingatan dan Kecerdasan

Intisari-Online.com - Tanaman tropis Putri Malu (Mimosa pudica) masih menimbulkan pertanyaan bagi para ilmuwan. Baru-baru ini, terungkap bahwa ia mampu membedakan antara makhluk hidup dan benda mati.

Mimosa merupakan tanaman herba abadi berukuran 30-150 cm yang berasal dari daerah tropis Amerika Selatan, di sana ia dianggap sebagai gulma. Sementara di daerah lain di dunia, ia ditanam sebagai tanaman hias. Mimosa mekar dari bulan Mei sampai September dengan bunga bulat kecil berwarna ungu. Penyerbukannya biasa terjadi oleh angin ataupun serangga.

Ciri khas tanaman ini ialah tanggapannya terhadap potensi ancaman. Apabila disentuh, ditiup, atau dipanaskan, daunnya akan segera "menutup". Hal ini disebabkan oleh terjadinya perubahan tekanan turgor pada tulang daun. Rangsang tersebut juga bisa dirasakan daun lain yang tidak ikut tersentuh.

Baru-baru ini, peneliti Australia menemukan bahwa Putri Malu mampu mendidik diri mereka sendiri. Menurut studi yang dipublikasikan di jurnal Oecologia, Putri Malu “ingat” karakteristik masing-masing kontak, dan jika dianggap bukan ancaman, ia tak akan menghabiskan energi untuk melipat daun.

Perilaku ini adalah khas hewan, mereka tidak hanya menerima informasi, tapi mungkin menggunakannya di masa depan melalui sistem saraf. Perilaku reaksi tanaman, dengan mempertimbangkan data historis, pertama kali dijelaskan dalam kasus ini.

Studi terbaru dilakukan oleh spesialis dari State University of New York di Albany. Mereka mempelajari bahwa Mimosa pudica dapat membedakan musuh potensial dengan baik. Dalam eksperimen tersebut, tanaman melepaskan aroma busuk ketika seseorang melakukan kontak dengan akar-akarnya atau robekan tanaman dari tanah, tapi sentuhan dari kayu, kaca atau logam tidak memicu respons tersebut.

Senyawa yang dihasilkan tanaman tersebut untuk memproduksi aroma antara lain sulfur dioksida, asam methylsulfinic, asam piruvat, asam laktat dan thioformaldehyde.

"Ini cukup menakjubkan bahwa akar tanaman mampu membedakan antara berbagai bentuk materi sedemikian rupa untuk menanggapi jari manusia di satu sisi, tapi tidak menanggapi benda yang terbuat dari kaca atau logam di sisi lain," kata Rabi Musah, salah satu ahli kimia yang terlibat studi tersebut dalam sebuah pernyataan.

Pertanyaannya, tentu saja, adalah mengapa tanaman itu mampu  memberikan reaksi berbeda. Ilmuwan menemukan tonjolan mikroskopis pada akar yang muncul terkait dengan emisi. 

Sementara sebagian besar tanaman lain menggunakan racun untuk melindungi diri mereka sendiri, tanaman ini mampu menganalisis komposisi kimia dari lingkungan, kemudian membuat keputusan tentang potensi bahaya.

(Lutfi Fauziah/nationalgeographic.co.id)