Intisari-Online.com - Banyak atasan menunda membaca CV para kandidat potensial karena sering mencantumkan akronim dan bahasa berbunga-bunga untuk menggambarkan kualifikasi diri mereka. Bahkan CV yang menggunakan bahasa yang berbunga-bunga kemungkinan akan dibuang. Demikian menurut sebuah survei terbaru yang dilakukan oleh City & Guilds.
Empat dari sepuluh pengusaha mengakui bahwa mereka telah membuang banyak Curriculum Vitae (CV) milik pelamar kerja karena mereka tidak mengerti kualifikasi kandidat.
Lebih dari setengah (57 persen) atasan mengatakan, mereka menemukan akronim yang membingungkan pada CV pelamar kerja. Dan hampir dua pertiga dari mereka mengatakan, mereka percaya para jargon yang ditulis pelamar kerja di CV hanya untuk menutupi kekurangan keterampilan mereka.
“Banyak pengusaha tidak mendapat petunjuk tentang kemampuan kandidat untuk melakukan pekerjaan. Akronim pada CV bukanlah ide yang baik, dan semua kualifikasi butuh ditulis secara lengkap,” kata Chrissie Maher, pendiri dan direktur Plain English Campaign.
Seorang juru bicara City & Guilds mengatakan, mahasiswa yang ingin melamar kerja perlu memperlihatkan bahwa mereka siap bekerja. mereka juga menyarankan, mahasiswa perlu dibantu oleh mentor untuk memberikan saran-saran praktis tentang bagaimana cara mencari pekerjaan.
Kirstie Donnelly, Inggris Managing Director City & Guilds, mengatakan: "Pendidikan yang diterima anak muda tidak membantu mereka untuk mengembangkan keterampilan yang relevan atau pemahaman yang cukup tentang tempat kerja untuk bisa bersaing dalam mencari pekerjaan. Dan penelitian kami menunjukkan, pengusaha atau atasan tidak mendapatkan apa yang mereka butuhkan dari para pelamar kerja."
Seperti yang sudah dikatakan di awal, CV yang menggunakan bahasa yang berbunga-bunga kemungkinan akan dibuang. Oleh karena itu, lebih cermat lah dalam membuat CV. (Independent)