Walau Namanya Sama, Mataram Kuno dan Mataram Islam Ternyata Berbeda, Ini Perbedana dan Kesamaanya!

Afif Khoirul M

Penulis

Ilustrasi - Peninggalan Mataram Kuno (Kiri) Mataram Islam (Kanan)

Intisari-online.com -Mataram Kuno dan Mataram Islam adalah dua kerajaan yang pernah berdiri di Pulau Jawa dengan nama yang mirip.

Namun, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan dari segi sejarah, agama, dan peninggalan.

Nah kaliini Intisari Online akan mengulas perbedaan antara Mataram Kuno dan Mataram Islam secara singkat dan jelas.

Mataram Kuno adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang berdiri sekitar abad ke-8 sampai abad ke-11 Masehi.

Kerajaan ini merupakan kerajaan agraris yang berkembang melakukan perdagangan di sekitar aliran Sungai Bengawan Solo.

Raja pertama Mataram Kuno adalah Raja Sanjaya dari Wangsa Sanjaya.

Pemerintahan Mataram Kuno kemudian terbagi menjadi dua wangsa, yaitu Wangsa Sanjaya yang bercorak Hindu dan Wangsa Syailendra yang bercorak Buddha.

Kedua wangsa kemudian disatukan dengan perkawinan antara Rakai Pikatan dari Wangsa Sanjaya dan Pramodhawardhani dari Wangsa Syailendra.

Pada masa pemerintahan Dinasti Isyana, Mataram Kuno dipindahkan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur untuk menghindari ancaman letusan Gunung Merapi.

Beberapa peninggalan Mataram Kuno yang terkenal adalah Candi Prambanan, Candi Borobudur, Candi Plaosan, dan Candi Sewu.

Mataram Islam adalah sebuah kerajaan bercorak Islam yang berdiri sekitar abad ke-16 hingga abad ke-18 Masehi.

Baca Juga: Ki Ageng Pamanahan: Kalahkan Arya Penangsang, Babat Alas Mentaok, Lahirkan Raja-raja Mataram Islam

Kerajaan ini dipercaya penduduknya sebagai pusat dunia atau pusat jagad.

Kerajaan ini didirikan oleh Sutawijaya atau Panembahan Senopati pada tahun 1586 Masehi.

Puncak kejayaan Mataram Islam adalah saat dipimpin oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma dari tahun 1613-1645 Masehi.

Kemajuan Mataram Islam di bawah pimpinan Sultan Agung meliputi banyak aspek kehidupan seperti ekonomi, keagamaan, hukum, budaya, pemerintahan, dan lain-lain.

Kerajaan Mataram Islam kemudian mengalami kemunduran akibat perang saudara dan campur tangan Belanda.

Kerajaan ini akhirnya terpecah menjadi dua yaitu Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta setelah Perjanjian Giyanti pada tahun 1755 Masehi.

Peninggalan kerajaan Mataram Islam yang terkenal adalah Kompleks Kotagede, Masjid Agung Demak, Masjid Gedhe Kauman, Makam Imogiri, dan Kraton Yogyakarta.

Dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara Mataram Kuno dan Mataram Islam terletak pada periode berdiri serta berkembangnya, corak agama yang dianutnya, pendiri serta penguasanya, dan peninggalannya yang masih dapat dilihat hingga saat ini.

Meskipun berdiri pada masa berbeda dan merupakan dua kerajaan yang berbeda, kedua kerajaan ini memiliki beberapa kesamaan antara lain:

1. Keduanya merupakan kerajaan yang berpusat di Jawa Tengah. Mataram Kuno berpusat di daerah sekitar Prambanan, sementara Mataram Islam berpusat di daerah sekitar Kotagede.

2. Keduanya merupakan kerajaan yang memiliki pengaruh besar di Nusantara. Mataram Kuno pernah menguasai wilayah Jawa, Bali, Sumatera, dan Kalimantan. Mataram Islam pernah menguasai wilayah Jawa, Madura, Bali, Lombok, Sumbawa, dan sebagian Sulawesi.

Baca Juga: Di Masa Panembahan Senopati, Mataram Islam Gagal Total Taklukkan Tuban

3. Keduanya merupakan kerajaan yang memiliki hubungan dengan kerajaan lain di luar Nusantara. Mataram Kuno pernah menjalin hubungan dengan kerajaan Sriwijaya, Kamboja, dan Cina.

Mataram Islam pernah menjalin hubungan dengan kerajaan Aceh, Banten, Demak, Cirebon, dan Belanda.

4. Keduanya merupakan kerajaan yang memiliki kebudayaan yang kaya dan beragam.

Mataram Kuno dikenal dengan kebudayaan Hindu-Buddha yang tercermin dalam seni bangunan, sastra, seni rupa, dan seni pertunjukan.

Mataram Islam dikenal dengan kebudayaan Islam yang tercermin dalam seni arsitektur, sastra, seni rupa, dan seni pertunjukan.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Mataram Kuno dan Mataram Islam adalah dua kerajaan yang memiliki perbedaan dan persamaan yang menarik untuk diketahui.

Dengan mengetahui lebih banyak tentang kedua kerajaan ini, kita dapat lebih memahami sejarah dan kebudayaan bangsa Indonesia.

Artikel Terkait